Sejak September 2018, harga ayam di tingkat peternak tak kunjung membaik. Harga jual ayam hidup (livebird) jauh di bawah ongkos produksinya yang menyebabkan kerugian para peternak tembus Rp 5 triliun.
Menurut Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto, anjloknya harga ayam tersebut juga diperparah pandemi virus Corona (COVID-19). Ia menuturkan, anjloknya harga ayam sangat terasa di beberapa bulan terakhir ini.
"Sekarang yang terjadi baru-baru ini harga ayam memang anjlok, agak turun. Sudah satu bulan terakhir ini.Kita sedang melakukan antisipasi segera. Harga ini kan tergantung supply and demand," kata Agus dalam wawancara Blak-blakan detikcom, Jumat (17/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: RI Bakal Produksi 19 Juta APD |
Agus berpendapat, salah satu penyebabnya yakni tutupnya sejumlah hotel dan restoran yang biasanya menyerap ayam-ayam tersebut agar stok tak terlalu melimpah.
"Dalam situasi yang sekarang memang tidak menguntungkan. Karena hotel dan restoran ini kan terganggu dengan situasi ini. Contohnya saja makanan cepat saji yang memang orang datang, beli lalu makan di situ. Tapi sekarang, apalagi dengan PSBB pasti ditutup," jelas Agus.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, pemerintah menugaskan BUMN untuk menyerap ayam peternak.
"Ini sedang kita bahas, beberapa hari ke depan ini akan memberikan solusinya, nanti bekerja sama dengan BUMN untuk menyerap ayam di peternak. Solusi ini sudah ada, artinya ayam-ayam hidup ini bisa terserap," imbuh dia.
Simak Video "Video Tom Lembong: Mendag Lain Bisa Buktikan Importasi Gula Tak Langgar Hukum"
[Gambas:Video 20detik]