Rp 405 Triliun Cukup Buat Lawan Corona?

Rp 405 Triliun Cukup Buat Lawan Corona?

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 21 Apr 2020 06:10 WIB
Ilustrasi Corona
Foto: Ilustrasi Corona
Jakarta -

Pemerintah sudah menganggarkan Rp 405,1 triliun untuk menanggulangi dampak virus Corona (COVID-19) ke perekonomian nasional. Anggaran tersebut setara 2,6% dari produk domestik bruto (PDB). Belum lagi ditambah stimulus I sebesar Rp 10,3 triliun dan stimulus II sebesar Rp 22,9 triliun.

Banyak kalangan yang menilai anggaran penanggulangan Corona yang disiapkan Indonesia masih dari kata jauh.

Seperti yang disampaikan Peneliti Senior Institute of Developing Entrepreneurship (IDE) Sutrisno Iwantono. Dia menilai, stimulus yang disiapkan pemerintah sudah tepat dan sangat menolong para pelaku ekonomi. Namun permasalahannya adalah implementasinya.

"Karena delivery-nya sangat lambat. Kayaknya sih sistem birokrasi atau ada kelambanan lain ya. Kita terus dorong pemerintah agar bergerak lebih cepat," tuturnya dalam wawancara dengan detikcom, Senin (20/4/2020).

Selain itu, dari sisi jumlah anggaran, Sutrisno menilai stimulus tersebut juga masih jauh dari kata cukup. Angka sebesar Rp 405,1 triliun hanya sekitar 2,8% dari PDB.

Dia mencontohkan Singapura dan China yang mengabarkan kasusnya mereda, kini menghadapi wabah COVID-19 gelombang kedua. Itu artinya tidak ada prediksi pasti tentang kapan wabah ini benar-benar hilang.


Menurutnya, perlu ada perhitungan yang rinci untuk jumlah anggaran stimulus untuk penanganan COVID-19 dan dampaknya. Misalnya berapa untuk untuk sektor kesehatan, dukungan pekerja informal, pengangguran, UMKM hingga anggaran untuk pemulihan ekonomi ketika wabah berakhir.

Kepada Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu menduga dana penanggulangan virus Corona di Indonesia masih belum cukup. Sebab, ketidakpastian ekonomi akibat virus ini belum ada yang dapat memastikan selesai kapan.


"Apakah cukup? Kita tidak tahu, bahkan kita duga tidak akan cukup," kata Febrio dalam video conference di kantornya, Jakarta, Senin (20/4/2020).

Pemerintah, kata Febrio juga sudah menyiapkan beberapa skema jika anggaran tersebut terbukti tidak cukup untuk menanggulangi dampak virus Corona ke perekonomian nasional. Salah satu yang disiapkan pemerintah dengan menarik utang lantaran sudah mengusulkan pelebaran defisit APBN.

Sementara Kepala Ekonomi Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan anggaran penanggulangan COVID-19 di Indonesia relatif lebih kecil dibandingkan dengan negara lain yang terdampak.

Meski lebih kecil, David menilai usaha pemerintah menanggulangi dampak Corona sudah sangat cepat, apalagi pada saat menyiapkan Perppu Nomor 1 Tahun 2020 tentang kebijakan keuangan negara dan stabilitas sistem keuangan.

"Tinggal sekarang bagaimana percepatan implementasi untuk mencegah supaya demand shock ini tidak berdampak buruk ke sektor riil," kata David.


David menilai, stimulus yang disediakan Indonesia masih kecil dibandingkan dengan negara tetangganya seperti Malaysia yang mencapai 17% dari PDB, Thailand 9% dari PDB, Singapura 12% dari PDB. Serta beberapa negara berkembang lainnya seperti Brazil sebesar 3,5% dari PDB, Australia 16,4% dari PDB, Jepang 20% dari PDB.

Selanjutnya Amerika Serikat (AS) sebesar 11% dari PDB, Kanada sebesar 8,4% dari PDB, Jerman sebesar 4,9% dari PDB, Saudi Arabia sebesar 2,7% dari PDB, Perancis sebesar 2% dari PDB, Turki sebesar 1,5% dari PDB, dan China sebesar 1,2% dari PDB.



Simak Video "Video WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Penyebab Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads