DPR Minta BUMN Farmasi Buka-bukaan soal Mafia Alat Kesehatan

DPR Minta BUMN Farmasi Buka-bukaan soal Mafia Alat Kesehatan

Trio Hamdani - detikFinance
Selasa, 21 Apr 2020 14:53 WIB
DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Aria Bima saat di acara diskusi mengenai Polemik Drama Paripurna, di Jakarta, Sabtu (27/09).
Aria Bima/Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan adanya mafia alat kesehatan. Hal itu terjadi karena impor alat kesehatan Indonesia sangat besar. Isu tersebut pun menyebar di media sosial (medsos). Oleh karenanya Komisi VI DPR RI meminta penjelasan kepada BUMN sektor farmasi.

"Dari saya sekarang ini yang muncul di medsos maupun (media) mainstream adalah soal memanfaatkan situasi oleh mafia alat kesehatan," kata Wakil Ketua Komisi VI Aria Bima dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan BUMN farmasi secara virtual, Selasa (21/4/2020).

Pihaknya meminta penjelasan praktik impor alkes yang katanya menjadi ladang keuntungan bagi para mafia, yang saat ini dituduhkan jika BUMN masuk ke dalam lingkaran tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Akhirnya masuk ke lingkaran-lingkaran pemburu rente yang sekarang dituduhkan masuk ke lingkaran-lingkaran termasuk BUMN maupun private maupun pengusaha swasta. Nah ini tolong nanti ikut dijelaskan dari direktur holding (BUMN farmasi) ada, upaya pencegahan ini seperti apa supaya masyarakat transparan bahkan dituduhkan juga itu berkolaborasi dengan politisi," jelasnya.

Menurutnya perlu dijelaskan secara transparan proses pengadaan dan distribusi alat kesehatan agar tidak ada celah buat mafia.

ADVERTISEMENT

"Saya kira penting supaya mafia-mafia ini tidak memanfaatkan situasi yang ada, dan pentingnya rapat ini salah satunya adalah memberikan transparansi dan akuntabilitas. Jangan sampai muncul dalam situasi semacam ini," terangnya.

Menurutnya saat ini banyak orang baik yang muncul dengan empatinya terhadap pandemi virus Corona ini. Sayangnya muncul juga mafia-mafia yang mencari keuntungan pribadi.

"Tapi situasi yang sama juga muncul orang-orang yang tidak baik atau orang-orang yang bandit-bandit yang memanfaatkan situasi ini untuk sekedar mencari keuntungannya. Rapat ini menginginkan adanya jawaban kepastian dari direktur holding mengenai bagaimana usaha-usaha untuk mengatasi ini yang tentunya diturunkan ke masing-masing anak perusahaannya," tambahnya.




(toy/ara)

Hide Ads