Pemerintah resmi melarang mudik Lebaran tahun 2020 untuk mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19). Larangan ini mulai berlaku pada Jumat (24/4) mendatang.
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati mengatakan kebijakan itu akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi mengingat momentum Lebaran bisa mendorong konsumsi masyarakat. Terlebih lagi mereka yang mudik melalui jalur darat bisa mendorong perekonomian daerah.
"Mudik ini biasanya jadi amunisi dari pertumbuhan ekonomi. Perpindahan mobilitas orang ini akan diikuti oleh pengeluaran atau peningkatan dari konsumsi rumah tangga," kata Enny melalui telekonferensi, Rabu (22/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Enny berharap adanya kebijakan larangan mudik dapat mempercepat pemutusan rantai penyebaran virus Corona. Dengan begitu, diharapkan pemerintah baru bisa fokus memikirkan dampak ekonomi.
"Kalau ini semua kondusif maka mungkin akhir Mei COVID-19 ini mudah-mudahan bisa kita selesaikan. Kalau pemerintah tidak fokus dan ambigu khawatir kita ini Mei-Juni tidak akan selesai. Di sepanjang ketidakpastian maka kita akan kesulitan untuk memprediksi atau mengelola ekonomi sehingga persoalan yang paling urgent itu bagaimana mengoptimalkan agar mengupayakan social distancing itu optimal," ucapnya.
Enny beranggapan selama ini pemerintah masih terlalu memikirkan dampak ekonomi dalam mengambil suatu kebijakan. Padahal akar utama dari pandemi ini adalah masalah kesehatan.
"Kalau kita lihat berbagai macam ambigu itu alasannya kalau kereta diberhentikan tidak bisa aktivitas. Jadi panglimanya ini masih ekonomi, padahal persoalannya soal kesehatan. Panglimanya harusnya orang-orang kesehatan," ujarnya.
(ara/ara)