Pemerintah melarang mudik Lebaran tahun ini untuk menekan penyebaran virus Corona. Mereka yang merantau dari berbagai daerah ke Jakarta harus putar otak agar tetap bisa bertahan hidup dengan segala keterbatasan.
Perencana keuangan Aidil Akbar menilai adanya larangan mudik justru membuat keuangan menjadi lebih bagus karena untuk kembali ke kampung halaman membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
"Dari sisi keuangan nggak akan banyak berubah bahkan dengan tidak mudik dia tidak akan keluar (uang) ekstra karena biayanya besar. Satu biaya transportasinya, belum lagi di perjalanan butuh buat makan buka puasa buat sahur, belum lagi nanti bawaan buat oleh-oleh dan sebagainya," kata Aidil kepada detikcom, Jumat (24/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan teknologi yang sudah canggih seperti sekarang, para perantau bisa berbincang dengan keluarga dari jarak jauh. Uang yang harusnya untuk tranportasi mudik juga bisa dikirimkan untuk keluarga di kampung halaman.
"Zaman sekarang kan teknologi sudah canghih. Toh kalau pun mudik nggak bisa dekat-dekat juga karena harus social distancing. Jaman sekarang kan nggak mudik masih bisa silaturahmi menggunakan teknologi pakai HP," ujarnya.
Lagi pula menurutnya, dengan kondisi seperti ini mau di kota atau di desa sama saja. Justru kesempatan mendapatkan uang di kota lebih besar ketimbang di desa.
"Dia (perantau) mau tinggal di kota atau desa kan nggak ada penghasilan dua-duanya. Tapi kesempatan dia untuk mencari uang di kota tidak sesulit di desa. Istilahnya jualan di kota masih bisa. Jumlah orang yang mau beli juga lebih banyak daripada orang yang di kampung. Kalau dia pulang kampung paling bertani, itu juga butuh waktu sampai panen," ucapnya.
(ara/ara)