Ada Duit Ibu Kota Baru di Balik Pembangunan RS Corona

Ada Duit Ibu Kota Baru di Balik Pembangunan RS Corona

Ardhi Suryadhi - detikFinance
Jumat, 24 Apr 2020 11:56 WIB
Penampakan RS Corona di Pulau Galang-Batam
Foto: Dok. Istimewa/Kementerian PUPR: Penampakan RS Corona di Pulau Galang
Jakarta -

Pandemi virus Corona jenis baru (COVID-19) masih belum menunjukkan tanda-tanda mereda di Indonesia. Banyak pertanyaan muncul, bagaimana kelanjutan pembangunan Ibu Kota baru yang telah disiapkan di Pulau Kalimantan?

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, proyek Ibu Kota baru yang pasti tetap lanjut. Namun ada anggaran penyiapan proyek infrastruktur ibu kota baru yang akan dialihkan untuk penanganan Covid-19. Salah satunya di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Anggaran di 2020 itu untuk basic infrastruktur, seperti pembukaan lahan dan lainnya. Saat ini Menteri PUPR sekarang men-shift anggarannya, sebagian ada yang dipotong. Sementara yang tidak dipotong itu direstrukturisasi," ujar Sri Mulyani dalam acara bincang-bincang dengan pimpinan media dalam virtual meeting, Kamis (24/4/2020) malam.

"Jadi ada yang dipakai untuk belanja RS. Misalkan kalau ada RS tipe C yang harus di-upgrade, maka lewat Menteri PUPR itu bentuk shifting dari belanjanya. Salah satunya proyek rumah sakit khusus COVID-19 di Pulau Galang," lanjutnya.

Namun Sri Mulyani mengakui bahwa di tahun 2020 ini ada proyek terkait Ibu Kota baru yang sudah kadung berjalan dan tidak bisa dihentikan. Salah satunya adalah proyek yang sudah dieksekusi oleh Bappenas. Yakni untuk pembuatan master plan ibukota baru yang dijadikan platform untuk menarik investor.

"Januari kemarin kita minta percepat dan sekarang sudah masuk ke proses procurement. Sehingga kalau sekarang kita minta yang belum masuk ke procurement untuk ditahan atau diperpanjang eksekusinya," kata Menkeu.

Sementara untuk tahun 2021, pemerintah masih berhitung dan terus mengevaluasi terhadap situasi terkini pandemi Corona. Dimana untuk saat ini fokusnya adalah untuk fokus ke penanganan COVID-19.


"Kita tidak ada yang tahu COVID-19 ini akan selesai 3 bulan, 6 bulan atau sampai kapan. Poin saya, pemerintah open tetapi bukan berarti kita gak punya rencana," Sri Mulyani menandaskan.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan rencana pembangunan ibu kota baru di tengah pandemi virus Corona (COVID-19) juga tetap berjalan.


Bahkan, Menteri Energi Uni Emirat Arab (UEA) Suhail Al Mazrouei belum lama menghubungi Luhut. Di situ, ia bertanya soal kelanjutan dana abadi atau sovereign wealth fund (SWF).

"Saya baru ditelepon oleh Menteri Suhail dari Abu Dhabi 3 hari lalu menanyakan 'Mr. Luhut ini ibu kota baru gimana sovereign wealth fund jalan nggak?" tanyanya.

"Saya bilang jalan saja karena sovereign wealth fund bukan hanya untuk ibu kota saja tapi juga untuk infrastruktur tempatnya Pak Basuki (Menteri PUPR)," jawabnya.


Meski begitu, Luhut mengatakan sedang konsentrasi untuk penanganan virus Corona.

"Terus dia bilang lagi 'iya saya setuju tapi kita harus bicara karena setelah COVID-19 ini akan terjadi perubahan-perubahan struktur bagaimana berbisnis di dunia ini," ucapnya.



Simak Video "Video: Sri Mulyani Sebut APBN Bulan Mei Defisit Rp 21 T"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads