Sektor pariwisata menjadi yang paling merana di tengah pandemi virus Corona (COVID-19). Khusus Bali sendiri, ada potensi kerugian hingga US$ 9 miliar atau setara dengan Rp 135 triliun (kurs Rp 15.000).
"Yang terdampak total untuk leisure kita gara-gara virus ini dari Januari potential loss kita 2020 kurang lebih US$ 9 miliar. Yang paling besar adalah wisata tirta karena kebanyakan wisatawan China, Australia. Hampir setiap hari 9.000-10.000 per tahun," kata Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Ida Bagus Okanentru Agung Partha dalam acara MarkPlus Industry Roundtable Sektor Pariwisata virtual, Jumat (24/4/2020).
Agung menjelaskan, pariwisata Bali mulai terdampak Corona pada Februari dengan penurunan 18%. Sampai per tanggal 13 April 2020, sektor pariwisata Bali sudah minus 93,24%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"April ini kita sudah mencapai ke titik yang rendah dari bulan-bulan sebelumnya. Kita minus 93,24% per tanggal 13 April," ucapnya.
Meski begitu, potensi pemulihan pariwisata di Bali jauh lebih besar dibandingkan dunia dan Indonesia sendiri. Jika pandemi sudah berkahir, Agung bilang, pihaknya akan menyasar wisatawan domestik.
"Yang paling gencar kita akan sasar domestik. Mereka bisa liburan bersama keluarga di Bali itu sasaran kita. Yang lainnya seperti Singapura, Malaysia itu mungkin baru tahun depan dengan catatan semua penutupan dan lain sebagainya bisa berjalan normal," ucapnya.
(ara/ara)