Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) atau virus Corona telah kembali memukul sektor properti yang sesungguhnya sejak tahun 2019 lalu telah menunjukkan tren peningkatan.
Hampir di seluruh sektor properti mulai rumah, apartemen, perkantoran, shophouse, hotel, industri, hingga pergudangan telah menunjukkan tren penjualan yang meningkat dan kemungkinan akan kembali melemah saat pandemi ini.
Menurut pengamat properti dan CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda, situasi pasar properti yang terpukul akibat COVID-19 bukannya meniadakan konsumen properti. Pasar tetap ada dan besar hanya saja prioritasnya saat ini lebih kepada keselamatan dan kesehatan.
"Kendati ada pandemi ini sesungguhnya pasar tetap ada" kata dia, dalam paparannya, Minggu (26/4/2020).
Menurutnya, dengan kondisi seperti itu pengembang bisa memanfaatkannya dengan tetap berpropmosi. Situasi saat ini yang menjadi lebih berat karena menurun drastisnya penjualan, menurut Ali harus disiasati oleh pengembang dengan melakukan konsolidasi ke dalam dan memangkas pos-pos dana yang bisa dihemat.
Kendala cashflow yang berat karena penurunan penjualan harus diatur sedemikian rupa dengan dikombinasikan melalui stimulus yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatasi pandemi ini.
"Nanti saat situasi ini mereda ada pasar yang sangat gemuk khususnya dari media sosial dan itu hanya pengembang yang siap yang bisa meraih pasar besar nanti," ujarnya.
(das/dna)