Wakil Ketua Umum Bidang Kebijakan Publik dan Hubungan Antar Lembaga Gapmmi Rachmat Hidayat mengatakan prediksi penurunan penjualan ini berdasarkan survei internal Gapmmi kepada seluruh anggotanya.
"Dari survei Gapmmi kepada anggota, mayoritas responden memandang bahwa memang akan ada penurunan penjualan akibat COVID-19 ini," kata Rachmat saat dihubungj detikcom, Jakarta, Selasa (28/4/2020).
Rachmat menyebut awalnya penjualan produksi makanan dan minuman ditargetkan tumbuh 9-10% hingga akhir 2020. Dengan fenomena virus Corona, justru penjualan diprediksi menurun tajam.
"Dari hasil survei tersebut, ada yang memperkirakan turun sampai 40%," jelasnya.
Meski penjualan akan turun, Rachmat mengatakan Gapmmi akan tetap mempertahankan produksi sesuai kebutuhan konsumen dan membantu pemerintah menjaga stabilitas harga.
"Kita tetap fokus berproduksi dan mendistribusikan produk ke konsumen untuj membantu pemerintah mencegah kelangkaan barang, dan menjaga kestabilan harga, serta memenuhi kebutuhan masyarakat," ungkapnya.
Untuk menjaga penurunan penjualan tersebut, Rachmat mengaku Gapmmi akan menjalankan beberapa strategi antara lain menghemat biaya, mengalihkan penjualan ke online.
"Kita tetap harus beroperasi untuk mempertahankan usaha, mempertahankan karyawan, membantu pemerintah menjaga pasokan kebutuhan masyarakat," jelasnya.
"Kalau kita stop produksi, akan membuat kelangkaan barang, memicu panic buying maka membuat barang makin langka dan harga tak terkendali," tambahnya.
(dna/dna)