Ryanair berencana memangkas 3.000 pekerja dan mengoperasikan kurang dari 1% rute penerbangan hingga Juni mendatang. Hal ini dilakukan akibat permintaan menurun dan sebagai langkah pemulihan dari krisis akibat pandemi Corona (COVID-19).
Maskapai asal Irlandia ini mengungkapkan 3.000 pekerja terpaksa harus mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) di antaranya dari pilot, awak kabin, hingga sekitar 15% dari tenaga kerja divisi lainnya.
Pemotongan gaji hingga 20% dan penutupan sejumlah pangkalan pesawat terbang di seluruh Eropa juga akan dilakukan. CEO Ryanair Michael O'Leary mengatakan akan hanya mengambil 50% gajinya hingga Maret 2021.
Ryanair biasanya mengoperasikan penerbangan lebih dari 200 tujuan ke sebagian besar di Eropa. Maskapai juga memainkan peran penting dalam mendukung bandara regional kecil dan industri pariwisata besar-besaran di Eropa.
Maskapai Ryanair diperkirakan akan hanya mengangkut kurang dari 150.000 penumpang pada periode April hingga Juni, dibandingkan dengan target sebelumnya 42,4 juta. penumpang. Untuk Juli hingga September, kini diperkirakan akan mengangkut tidak lebih dari 50% dari target semula dari 44,6 juta penumpang.
"Ryanair memprediksi pemulihan permintaan penumpang dan harga akan memakan waktu setidaknya dua tahun, sampai musim panas 2022 paling awal," kata Ryanair. Dikutip dari CNN, Senin (4/5/2020).
Kerugian bersih Ryanair lebih dari β¬ 100 juta setara Rp 1,6 triliun (kurs Rp 16.200 / euro) pada kuartal April hingga Juni. Pada kuartal selanjutnya diperkirakan akan lebih banyak lagi kerugian yang didapat maskapai.
Sektor penerbangan diperkirakan akan terus terpukul musim panas ini. Negara-negara seperti Spanyol, Italia, Prancis dan Yunani menjadi tujuan paling banyak dikunjungi di dunia. Kini mereka bersiap untuk penurunan penumpang internasional.
(ang/ang)