Pimpinan MPR Syarif Hasan Sebut Harga Premium Seharusnya Bisa Turun

Pimpinan MPR Syarif Hasan Sebut Harga Premium Seharusnya Bisa Turun

Angga Laraspati - detikFinance
Senin, 11 Mei 2020 18:22 WIB
Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2019-2024 dipimping oleh Ahmad Basarah (PDIP), Bambang Soesatyo (Golkar), Ahmad Muzani (Gerindra), Lestari Moerdijat (NasDem), Jazilul Fawaid (PKB), Syarief Hasan (Demokrat), Hidayat Nur Wahid (PKS), Zulkifli Hasan (PAN), Arsul Sani (PPP), dan Fadel Muhammad (DPD).
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta -

Wakil Ketua MPR Syariefuddin Hasan mengatakan pemerintah atau Pertamina seharusnya bisa menurunkan harga BBM Premium. Menurut Syarief Hasan, harga penjualan BBM Premium dari Pertamina saat ini Rp 6.450/liter, sedangkan estimasi kalkulasi harga keekonomiannya adalah Rp 6.000/liter.

Dari harga BBM Premium saat ini Pertamina sudah mendapatkan keuntungan Rp 450/liter. Bila dikalikan dengan 1 juta barel per hari maka keuntungan Pertamina sebesar Rp 71,5 miliar per hari atau Rp 2,1 triliun per bulan.

"Komite Penghapusan Bensin Bertimbal juga sudah menyampaikan pandangan bahwa harga jual BBM Premium di Indonesia saat ini terlalu mahal bila dibandingkan dengan negara-negara lain," kata Syarief dalam keterangannya, Senin (11/5/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain keuntungan dari harga BBM Premium, Syarief Hasan juga mengungkapkan Pertamina mendapatkan keuntungan dari cost saving harga minyak dunia. Harga minyak dunia saat ini turun hingga US$ 35 sementara harga ICP US$ 63/barrel. Sehingga total cost saving Pertamina Rp 13,1 triliun per bulan.

"Seharusnya pemerintah atau Pertamina jangan hanya menikmati keuntungan saja tapi juga harus menurunkan harga BBM Premium," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Demokrat ini juga menanggapi rencana Pertamina menyiapkan Rp 100 miliar untuk pinjaman kepada UMKM. Menurutnya, Pertamina seharusnya memberikan hibah bukan pinjaman kepada pelaku UMKM.

"Pertamina seharusnya memberikan bantuan hibah bukan pinjaman Rp 100 miliar kepada pelaku UMKM," kata Syarief Hasan dalam keterangannya di Jakarta, Senin (11/5/2020). Pernyataan ini menanggapi rencana Pertamina menyiapkan Rp 100 miliar untuk pinjaman kepada UMKM.

Menurut Menteri Koperasi dan UMKM pada era pemerintahan SBY tersebut, dana pinjaman Rp 100 miliar adalah hasil keuntungan dari penjualan BBM Premium per hari. Sebenarnya pemerintah menyediakan subsidi BBM Premium sebesar Rp 18,7 triliun yang tidak terpakai oleh pemerintah.

"Di tengah pandemi Covid-19 yang menimpa rakyat bawah seharusnya pemerintah atau Pertamina mengembalikan keuntungan tersebut kepada rakyat dalam bentuk hibah bukan pinjaman kepada UMKM. Jumlahnya pun seharusnya lebih besar agar dapat membangun ekonomi rakyat khususnya para pelaku UMKM," paparnya

Syarief Hasan juga mengingatkan sesuai amanat Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945, perekonomian Indonesia dibangun untuk kepentingan rakyat yang bersumber dari kekayaan alam Indonesia.

"Sudah semestinya kebijakan pemerintah sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia," pungkasnya.




(ega/hns)

Hide Ads