Kondisi China Membaik, Impor RI ke Sana Digenjot Lagi

Kondisi China Membaik, Impor RI ke Sana Digenjot Lagi

Hendra Kusuma - detikFinance
Jumat, 15 Mei 2020 10:30 WIB
Setelah beberapa bulan mengalami defisit alias tekor, pada Mei 2019 posisi neraca perdagangan berbalik menjadi surplus.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor April 2020 sebesar US$ 12,54 miliar. Angka impor ini turun 6,1% dari bulan lalu, atau turun 18,58% dari posisi bulan yang sama tahun lalu.

Meski mengalami penurunan secara keseluruhan, namun impor Indonesia dari China tercatat mengalami peningkatan. Hal ini mencerminkan kondisi ekonomi China telah membaik dari wabah virus Corona.

"Berdasarkan negara impor kita dari Tiongkok meningkat US$ 762,3 juta, menunjukkan recovery di Tiongkok sudah bagus. lalu dari Kanada meningkat US$ 84 juta, Brasil, AS, dan Pantai Gading," kata Kepala BPS Suhariyanto, Jumat (15/5/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara impor Indonesia dari Malaysia tercatat mengalami penurunan. Selain Malaysia, impor dari India juga turun.

"Dari Malaysia turun US$ 155,3 juta, lalu dari Hong Kong, Swiss, Thailand, dan India juga turun," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Secara kumulatif dari Januari April, nilai impor Indonesia tercatat US$ 51,71 miliar. Nilai impor ini turun bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Kalau dibandingkan periode yang sama total impor kita turun 7,78%, dan komposisinya tidak berubah masih dari mesin dan peralatan mekanis dari golongan barang utama bisa dipahami impor kita turun jadi semuanya turun, seperti mesin dan peralatan mekanis turun 10,10%, yang tumbuh hanya ampas sisa industri dan pupuk," tuturnya.

Sementar dari total nilai ekspor US$ 12,19 miliar, terjadi penambahan US$ 227 juta ke China, disusul ke Swiss sebesar US$ 212,8 juta, lalu Taiwan bertambah sebesar US% 98,7 juta, Pakistan bertambah US$ 29,6 juta, dan Belanda bertambah US$ 28,3 juta.

Sedangkan yang mengalami penurunan terbesar adalah ke India sebesar US$ 358,2 juta, lalu ke Amerika Serikat (AS) US$ 271,1 juta, ke Bangladesh sebesar US$ 203,4 juta, ke Malaysia sebesar US$ 179,6 juta, dan Filipina sebesar US$ 147,4 juta.




(fdl/fdl)

Hide Ads