Economic Well-Being Amerika Serikat (AS) melaporkan 40% orang AS berpenghasilan rendah di bawah US$ 40.000 setara Rp 500 juta (kurs Rp 14.868/ dolar US) telah kehilangan pekerjaan akibat pandemi Corona.
The Federal Reserve menganggap dampak pandemi Corona di dunia ekonomi tidak adil bagi sebagian orang AS. Orang berpenghasilan rendah harus menanggung beban finansial yang luar biasa.
Hal ini disebabkan dominasi dari mereka bekerja di sektor-sektor rawan pemutusan hubungan kerja (PHK), pengurangan jam kerja, dan cuti tanpa digaji.
Di sisi lain, orang berpenghasilan menengah ke atas tercatat masih mampu membayar tagihan secara stabil di tengah pandemi Corona. Menurut laporan yang dikutip dari CNN, Jumat (15/5/2020) sebagian orang AS dapat membayar tagihan darurat US$ 400 (Rp 5 juta) biaya tak terduga menggunakan uang tunai, tabungan, atau kartu kredit
Menurut laporan The Fed, awal Maret 2020, 19% pekerja AS telah kehilangan pekerjaan, cuti atau mengalami pengurangan jam kerja. Lebih dari sepertiga dari mereka diperkirakan mengalami kesulitan membayar tagihan bulan April karena berpenghasilan rendah.
Mereka yang memiliki gelar sarjana lebih cenderung melakukan telecommute. Sekitar 63% pekerja dengan setidaknya gelar sarjana bekerja sepenuhnya dari rumah, hanya 20% dari mereka yang berpendidikan sekolah menengah atau kurang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(ang/ang)