Bandara Kebanjiran Penumpang, Ini Sederet Kelalaian di Soetta

Bandara Kebanjiran Penumpang, Ini Sederet Kelalaian di Soetta

Soraya Novika - detikFinance
Jumat, 15 Mei 2020 17:10 WIB
Calon penumpang antre sebelum pemberangkatan di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (15/5/2020). Sebanyak 1486 penumpang berizin dengan 23 penerbangan diterbangkan dari Bandara Soekarno Hatta dengan dokumen syarat terbang dan surat keterangan bebas COVID-19. ANTARA FOTO/Fauzan/pras.
Ilustrasi/Foto: ANTARA FOTO
Jakarta -

Pengamat Kebijakan Publik dan Perlindungan Konsumen Agus Pambagio membeberkan beberapa akar masalah penyebab Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta) sempat dipenuhi calon penumpang meski telah diterapkan kebijakan physical distancing.

Menurut Agus salah satu pemicu yang memungkinkan penumpukan penumpang itu lantaran jadwal penerbangan belum dibatasi dan masih berlaku seperti biasanya.

"Sudah tahu ini kan terbatas sehingga perhubungan udara harus mengatur slot, slot nya jangan seperti slot normal, di mana tiap jam bisa 12 pesawat atau penerbangan," ujar Agus kepada detikcom, Jumat (15/5/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa lagi penerbangan yang dibuka saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ini membutuhkan setidaknya waktu 3 jam untuk sekadar pemeriksaan calon penumpang. Sehingga wajar terjadi penumpukan penumpang. Untuk itu seharusnya jumlah penerbangan dikurangi.

Sebelumnya pihak PT Angkasa Pura II dan Bandara Soetta sepakat untuk mengurangi penerbangannya yakni menjadi 5-7 penerbangan saja setiap 1 jam. Namun, menurut Agus jumlah penerbangan itu masih terlalu banyak, seharusnya pihak pengelola bandara bisa membatasi penerbangannya menjadi minimal 3 penerbangan per jam kalau bisa 1 penerbangan saja dalam 1 jam.

ADVERTISEMENT

"Harusnya slotnya 1 saja tiap jam atau minimal 3 lah. Karena apa? Karena perlu waktu 3 jam untuk ngecek semuanya, jadi kalau kayak kemarin sudah pasti berantakan," sambungnya.

Tak hanya itu, pemerintah dalam hal ini juga bersalah sebab mengizinkan adanya layanan pengecekan atau rapid test Corona di bandara. Seharusnya, pemerintah tegas menginstruksikan kepada pihak bandara bahwa yang datang ke bandara adalah mereka yang sudah memegang surat keterangan sehat dari rumah sakit saja.

"Kemudian kita lihat struktur bandara, bandara itu tidak bisa dijadikan seperti rumah sakit. Bandara di-design sedemikian rupa untuk orang datang ke bandara check in kemudian boarding ke pesawat dan pergi, pulang juga sama jadi tidak ada tempat untuk orang sebegitu banyak dokter mengecek dan sebagainya. Nah, ini pemerintah menyalahi lagi kenapa buka check in di situ untuk kesehatan, padahal kan sudah diatur tidak boleh, orang sampai bandara itu sudah harus bawa tiket, tidak lagi ada pengecekan kesehatan," tuturnya.

Terakhir, terkait sistem pembelian tiket yang masih bisa diakses secara daring atau online. Hal ini sangat rentan disalahgunakan masyarakat, seharusnya, menurut Agus, pembelian tiket hanya bisa diakses dengan langsung mendatangi kantor-kantor maskapai yang beroperasi resmi saja dan dengan menyertakan perlengkapan syarat yang dibutuhkan.

"Beli tiketnya harus dengan surat keterangan, tanpa itu tidak bisa mendapatkan tiket. Itu sudah diatur. Tapi apa yang terjadi airlines nya kerjasama dengan online menjual tiket secara online. Itu sudah salah, kenapa tidak diambil tindakan oleh pemerintah. Orang beli tiket harus dengan surat keterangan sehat, kalau online gimana, buktinya itu bisa dijual online, tidak ditindak platform nya," paparnya.

Sebagaimana diketahui, baru-baru ini beredar foto kondisi Bandara Soetta pascapenerbangan dibuka kembali. Dari akun twitter seorang netizen bernama Risang Dipta Permana terlihat Bandara Soetta dipenuhi calon penumpang berhimpit-himpitan tanpa adanya pembatas sosial.

AP II dan pihak Bandara pun langsung angkat bicara. Tak menampik kebenaran foto tersebut, AP II menjelaskan bahwa antrian calon penumpang pesawat itu terjadi di posko pemeriksaan dokumen perjalanan yang terletak di Terminal 2 Bandara Soetta pada pukul 04.00 WIB, Kamis (14/5/2020). AP II memastikan mulai sekitar pukul 05.00 WIB hari itu sudah tidak terjadi penumpukan penumpang lagi hingga hari ini.




(eds/eds)

Hide Ads