"Setelah kesehatan dan sosial, saat ini kami sudah mulai fokus pada ekonomi. Sebab, mau tidak mau ekonomi harus disiapkan skenario-skenario untuk bisa bangkit usai covid-19 ini," kata Ganjar saat ditemui Erick di rumah dinasnya, Semarang, Sabtu (16/5/2020).
Ganjar menjelaskan kepada Erick kini sedang menyiapkan skenario APBD 2021 untuk APBD Pertolongan. Anggaran akan digunakan untuk menolonv berbagai sektor salah satunya sektor ekonomi.
"Kami juga sudah bekerjasama dengan sejumlah e-Commerce raksasa nasional untuk keperluan pelatihan dan kerjasama lainnya. Tapi kami masih kesulitan soal permodalan, maka dalam kesempatan baik ini, kami berharap ada perusahaan-perusahaan BUMN yang bisa membantu kami mengembangkan sektor ini," jelas Ganjar
Ganjar juga diharapkan bisa membuka akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk membantu industri kecil. Erick Tohir sepakat dengan hal itu menurut ya UKM perlu mendapat perhatian.
"Saya sangat setuju, karena dilihat kondisi hari ini dibandingkan sebelumnya, semuanya terdampak. UKM ini memang menjadi prioritas, karena mayoritas UKM menyerap tenaga kerja cukup besar dibanding koorporasi lainnya. Ini harus diprioritaskan," kata Erick.
Erick menjelaskan, selama masa pandemi ini bank BUMN sudah melakukan restrukturisasi hampir Rp 120 triliun yang di dalamnya termasuk untuk UKM.
"Bank-bank BUMN sudah restrukturisasi hampir Rp 120 triliun untuk UKM dan lain-lain, itu sudah berjalan. Apa sudah cukup?" tegasnya.
"Maka kami sudah rapat dengan Menko dan lainnya untuk membahas banyak hal, termasuk suply chain kesehatan yang kemungkinan dibangun di Jawa Tengah, termasuk pemanfaatan lahan PTPN dan Perhutani untuk kebutuhan pangan," sambung Erick.
Erick menambahkan, saat ini BUMN juga terkena dampak dari Pandemi COVID-19 atau Corona. Bahkan hanya 10 persen yang tidak terkena dampaknya.
"Akan kami petakan BUMN mana yang kuat. Dengan kejadian COVID, 90 perden BUMN terdampak, hanya 10 persen yang tidak, seperti misalnya Telkom dan pertambangan," ujarnya.
(alg/hns)