4.000 lebih tenaga honorer yang terdiri dari guru tidak tetap dan pegawai tidak tetap (GTT/ PTT) bidang Pendidikan di Klaten menerima honor kesejahteraan dari dana APBD. Dana kesejahteraan yang diberikan bervariasi antara Rp 1,9 juta sampai Rp 3,6 juta per orang tergantung masa pengabdian.
"Kami dapatnya Rp 3.600.000 per orang. Beda-beda besarnya sebab ada yang non K2 baru wiyata bhakti 1-3 tahun, 4-6 tahun dan lainnya," ungkap Ketua Umum GTT/ PTT Kategori 2 Klaten, Sriyono pada detikcom usai menerima pencairan simbolis Din Pemkab Klaten, Rabu (20/5/2020) siang.
Sriyono menjelaskan honorer K2 yang dipimpinnya se Kabupaten Klaten jumlahnya mencapai 1.351 orang. Setiap orang mendapatkan Rp 3.600.000 dan akan digunakan memenuhi kebutuhan.
"Akan kami gunakan untuk menunjang kehidupan kami. Kami K2 pernah mengikuti ujian seleksi 2004 tapi belum lulus," sambung Sriyono.
Kepala Dinas Pendidikan Pemkab Klaten, Wardani Sugiyanto menjelaskan besaran dana yang diterima berbeda sebab disesuaikan dengan masa kerja. Total anggaran yang dicairkan mencapai Rp 12 Miliar untuk dua kategori.
"Sesuai anggaran Rp 12. 808. 860. 000 akan diproses pencarian hari ini. Dana itu untuk tenaga honorer K2 dan non K2," jelas Wardani.
Pendataan terakhir untuk K2, imbuh Wardani, jumlahnya ada 1.351 orang dengan dana yang akan dicairkan Rp 4.863.600.000. Untuk non K2 jumlahnya sebanyak 3.036 orang.
"Untuk non K2 dengan dana yang ditransfer Rp 7.945.260.000. Pencairan hanya perwakilan dan diharapkan tetap kompak dalam melaksanakan tugas pembelajaran daring," tambah Wardani.
Bupati Klaten Sri Mulyani mengatakan jumlah GTT PTT yang K2 dan non K2 jumlah totalnya 4. 387 orang. Sejak awal dirinya sudah meminta honor bagi GTT dan PTT tidak dirasionalisasi anggarannya.
" Saya sudah janji. Jalan agak jelek tidak apa karena Corona, tapi honor untuk GTT/ PTT tidak enak jika dirasionalisasi sebab saya sudah terlanjur janji," ungkap Mulyani.
Dengan honor itu, sambung Mulyani diharapkan bisa digunakan dengan baik. Di saat pandemi Corona GTT dan PTT diharapkan jadi garda terdepan pendidikan.
"Semoga bisa dimanfaatkan dengan baik. Saya mohon GTT dan PTT jadi garda dalam pembelajaran daring di rumah," pungkas Mulyani.
(hns/hns)