Pemerintah menyebut masyarakat sudah harus siap memasuki tatanan kehidupan baru atau new normal untuk menjalankan roda perekonomian. Namun harus tetap dibarengi dengan protokol kesehatan yang ketat.
Lalu bagaimana caranya mengatur keuangan dengan skema new normal ini?
Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group (AAG) Andy Nugroho menjelaskan meskipun nantinya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dilonggarkan atau dihapus namun selama virus Corona belum hilang ada hal yang harus diperhatikan dalam mengelola keuangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Andy masyarakat juga harus selalu mencadangkan dana darurat. "Ini karena ketidakpastian masih sangat tinggi, makanya dibutuhkan dana darurat," kata Andy saat dihubungi detikcom, Selasa (26/5/2020).
Dia mengungkapkan bentuk dana darurat ini selain dalam bentuk uang tunai juga dapat berupa pembayaran iuran asuransi kesehatan atau minimal BPJS Kesehatan.
"Untuk dana darurat ini menjadi sangat penting dan urgent statusnya saat ini. Idealnya kita mengalokasikan 10% dari total penghasilan," jelas dia.
Selain itu menurut dia, untuk kebutuhan belanja juga harus memprioritaskan belanja makanan yang sehat dan asupan suplemen agar imunitas tetap terjaga. Misalnya belanja peralatan kesehatan seperti masker kain dan juga hand sanitizer.
Kemudian saat ini masih banyak anak yang belajar dari rumah, sehingga para orang tua juga harus mengalokasikan biaya untuk internet yang lebih besar untuk penunjang belajar.
"Alokasi untuk makanan sehat, suplemen makanan, kebutuhan penunjang kesehatan serta internet perkiraan dan cicilan kredit bisa mencapai 60% dari penghasilan," jelas dia.
(kil/ara)