BUMN-Kemenristek-Kemenkes Keroyokan Buat Obat dan Alkes Lokal

BUMN-Kemenristek-Kemenkes Keroyokan Buat Obat dan Alkes Lokal

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 28 Mei 2020 20:45 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut ingin mensinergikan kebijakan untuk obat dan alat kesehatan (alkes) lokal bersama Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Saya laporkan tadi baru saja rapat jam 1 sampai jam 2 bersama Menristek dan Menkes bahwa kita sepakat kita mau mensinergikan policy antara Menkes, kami dan Menristek untuk obat dan alkes lokal," kata Erick di kantornya, Kamis (28/5/2020).

Dalam hal ini juga bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Semuanya saling bersinergi untuk mendorong pembuatan obat dan alkes lokal.

"Pimpinannya Menristek, saya dan Menkes menjadi wakil karena memang saat ini penugasan kepada BUMN sangat besar jadi saya izin saya tidak sanggup kalau mesti juga mengikuti proses. Tetapi blue print untuk BUMN sendiri, alkes dan obat kita sudah selesai nanti bisa dipresentasikan kalau ada waktu," imbuhnya.

Erick mengatakan, PT Bio Farma (Persero) sudah bisa memproduksi PCR test. Bekerja sama dengan BPPT, pihaknya bisa memproduksi 50.000 PCR test per minggu.

"PCR test kita sudah buat sendiri sekarang kerja sama dengan BPPT. Bio Farma itu kemarin saya penasaran nggak ngerti saya tinjau langsung di Jawa barat alhamdulillah bisa produksi 50.000 per minggu. Jadi 200.000 per bulan," ucapnya.

Selain itu juga ada ventilator lokal. Estimasi ventilator lokal yang bisa diproduksi sekitar 700-1.250 per minggu, namun ini masih menunggu izin edar dan izin produksi dari Kemenkes.

"Tapi ini ventilatornya masih noninvasif jadi belum yang invasif. Tetapi saya dengar sudah ada penemuan lokal yang invasif sekarang tapi belum diproduksi," imbuhnya.




(dna/dna)

Hide Ads