Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva menjelaskan alasan pihaknya setuju memberi pinjaman kepada Peru. Peru dinilai mampu mencapai pertumbuhan ekonomi makro yang mengesankan, namun tetap rentan terhadap risiko eksternal seperti wabah virus Corona yang berkepanjangan itu. Lantaran, ada sekitar 135.905 kasus positif Corona dan 3.983 kasus meninggal dunia karena Corona tercatat di negara produsen tembaga terbesar kedua di dunia tersebut.
Georgieva menjelaskan bahwa catatan inflasi Peru yang tergolong rendah dan manajemen keuangan negara yang bijaksana telah membantu negara ini menurunkan utang pemerintah dan membangun buffer fiskal. Sementara, pengawasan sektor keuangan yang ketat juga telah berkontribusi menjaga stabilitas keuangan negara tersebut.
"Otoritas Peru sebenarnya telah mengeluarkan berbagai kebijakan serta paket stimulus yang besar demi menekan dampak sosial-ekonomi yang timbul akibat pandemi ini. Akan tetapi, wabah yang berkepanjangan ini dapat mengganggu perdagangan dan aliran keuangan di sana," kata Georgieva dikutip dari Reuters, Jumat (29/5/2020).
Georgieva menambahkan bahwa pinjaman yang diberikan kepada Peru ini diberikan secara bertahap. Tujuan pemberiannya pun lebih untuk berjaga-jaga saja atau sebagai dana cadangan bagi Peru. Ketika risiko eksternal ekonomi di Peru mereda, maka pemberian pinjaman akan dihentikan atau tidak diteruskan lagi.
(ang/ang)