Tekanan ekonomi akibat pandemi COVID-19 diperkirakan bakal berlangsung hingga kuartal III-2020. Kondisi tersebut kemungkinan akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi nasional lebih rendah dari perkiraan.
Dilihat dari Laporan Kebijakan Moneter Triwulan I-2020 yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI), penyebaran pandemi virus Corona di Indonesia cukup tinggi pada periode laporan. Hingga 18 Mei 2020, jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia telah mencapai 18.010.
Penambahan angka kasus baru positif COVID-19 diperkirakan belum mencapai titik puncaknya dan telah menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia, dengan penyebaran tertinggi di wilayah Jawa. Tak kurang dari itu, angka kematian (fatality rate) akibat virus Corona di Indonesia merupakan yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara.
"Sebagai mitigasi penyebaran pandemi COVID-19, beberapa daerah, baik level provinsi maupun kabupaten/kota telah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)," tulis BI dalam laporannya dikutip detikcom, Jumat (29/5/2020).
Dilihat dari Laporan Kebijakan Moneter Triwulan I-2020 yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI), penyebaran pandemi virus Corona di Indonesia cukup tinggi pada periode laporan. Hingga 18 Mei 2020, jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia telah mencapai 18.010.
Penambahan angka kasus baru positif COVID-19 diperkirakan belum mencapai titik puncaknya dan telah menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia, dengan penyebaran tertinggi di wilayah Jawa. Tak kurang dari itu, angka kematian (fatality rate) akibat virus Corona di Indonesia merupakan yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara.
"Sebagai mitigasi penyebaran pandemi COVID-19, beberapa daerah, baik level provinsi maupun kabupaten/kota telah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)," tulis BI dalam laporannya dikutip detikcom, Jumat (29/5/2020).
Penyebaran pandemi COVID-19 domestik dan upaya penanggulangannya, ditambah kontraksi ekonomi global membuat kinerja perekonomian domestik menurun.
Bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I-2020 melambat, terutama dipengaruhi oleh menurunnya kinerja ekspor jasa. Hal itu sejalan dengan penerapan berbagai upaya penanggulangan pandemi COVID-19 di global dan domestik yang membatasi mobilitas masyarakat sehingga menurunkan aktivitas ekonomi.
"Pengaruh penyebaran pandemi COVID-19 terhadap pelemahan ekonomi domestik diprakirakan dapat berlanjut hingga triwulan III-2020," jelas BI dalam laporannya.
Sementara itu, stabilitas ekonomi tetap terkendali ditopang inflasi yang diperkirakan tetap dalam kisaran sasaran sebesar 3% plus minus 1% serta stabilitas sistem keuangan yang terjaga. Kepanikan di pasar keuangan global yang sempat meningkat tinggi pada Maret 2020 memicu pembalikan arus modal asing dan menurunkan kinerja pasar keuangan.
"Perkembangan terkini sejak April 2020 menunjukkan ketidakpastian pasar keuangan global mulai mereda yang kemudian berdampak positif pada berkurangnya aliran modal keluar dan menopang ketahanan eksternal Indonesia," jelas bank sentral.
BI menambahkan, aliran masuk modal asing yang kembali naik membuat nilai tukar rupiah kembali menguat. Stabilitas perekonomian juga tetap terjaga tercermin dari inflasi yang tetap rendah dan stabilitas sistem keuangan yang terjaga.
Simak Video "Video: BI Sebut Daya Tahan Ekonomi RI Lebih Tinggi Dibanding AS-China"
[Gambas:Video 20detik]