Airlangga Blak-blakan soal New Normal, Anies Beberkan Krisis di DKI

Round-Up Berita Terpopuler

Airlangga Blak-blakan soal New Normal, Anies Beberkan Krisis di DKI

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 01 Jun 2020 21:00 WIB
Airlangga Blak-blakan soal New Normal, Anies Beberkan Krisis di DKI
Foto: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Andika Prasetia/detikcom).
Jakarta - Berita terpopuler detiFinance Senin (1/6/2020) tentang blak-blakan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto seputar alasan Indonesia butuh new normal di tengah pandemi Corona. Airlangga membeberkan sejumlah alasan, salah satunya pemerintah tidak ingin Indonesia mengalami pandemi PHK gara-gara Corona merajalela.

Selain itu berita terpopuler lainnya Gubernur DKI Jakarta Anies Basweda buka suara menjelaskan panjang lebar tentang krisis yang dialami DKI Jakarta gara-gara Corona. Anies mengungkap sejumlah masalah yang dihadapi warga Jakarta termasuk Pemprov DKI Jakarta akibat Corona.

Pengin tahu informasi selengkapnya? Baca berita-berita terpopuler detikFinance berikut ini.
Pemerintah menerapkan kebijakan new normal di tengah pandemi Corona (COVID-19) demi pulihkan kondisi ekonomi. Namun, keputusan ini menimbulkan pro kontra di masyarakat.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto pun buka suara menjelaskan alasan pemerintah menerapkan new normal. Dasar utama keputusan penerapan new normal itu adalah ekonomi. Perekonomian

Indonesia dibuat hampir lumpuh oleh pandemi ini. Berhentinya aktivitas sosial telah membuat roda perekonomian terhambat. Kondisi ini tak bisa terus dibiarkan karena akan memicu badai PHK makin menjadi-jadi.

Mimpi buruk itu tentu harus segera dicegah, dan tak perlu menunggu vaksin COVID-19 dirilis.

"Tentu kita menginginkan agar pandemi COVID-19 ini tidak merembet atau merembes pada pandemi PHK. Sehingga salah satunya adalah melakukan restart, produktif tapi aman dari COVID-19. Oleh karena itu protokol-protokol nya baru, cara protokol baru ini diberlakukan sampai ditemukannya vaksin. Kalau kita menunggu vaksin sampai tahun depan. Kelihatannya dengan protokol kesehatan yang harus uji klinis dan yang lain, tidak dalam waktu dekat," ujarnya dalam wawancara eksklusif Blak-blakan dengan detikcom beberapa hari lalu.

Baca selengkapnya di sini: Airlangga Hartarto Buka-bukaan Sederet Alasan RI Butuh New Normal

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan situasi berat yang harus dihadapi Pemprov DKI gara-gara merebaknya Corona. Anies mengatakan dampak COVID-19 terhadap ekonomi Jakarta mulai nyata terlihat sejak Mei.

"Semulai ini adalah krisis kesehatan umum, kini sudah mulai terasa sebagai krisis ekonomi. Jakarta adalah epinsenter pertama dan di awal-awal mayoritas kasus ada di Jakarta," tutur Anies, dikutip dari akun YouTube resmi Pemprov DKI Jakarta, Senin (1/6/2020).

Anies mengatakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berdampak pada berbagai kegiatan di Jakarta. Kegiatan keagamaan terhenti, kegiatan sosial terhenti, kegiatan budaya terhenti, dan kegiatan perekonomian juga terhenti.

"Pasar terganggu, perdagangan terganggu, perindustrian terganggu, kegiatan perekonomian informal juga banyak yang terhenti," tutur Anies.

Tak ketinggalan Pemprov DKI Jakarta juga terkena dampak langsung. Pendapatan pajak turun dari Rp 50,17 triliun menjadi Rp 22,5 triiiun. Anggaran Pemprov DKI Jakarta juga turun dari Rp 87,9 triliun menjadi Rp 47,2 triliun.

Menurut Anies kondisi tersebut belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Pemprov DKI Jakarta.

"Belum perrnah di dalam sejarah Pemprov DKI Jakarta, kita mengalami penurunan pendapatan sebesar ini, yaitu lebih dari Rp 40 triliun," terang Anies.

Baca selengkapnya di sini: Anies Beberkan Krisis yang Dialami Jakarta Gara-gara Corona

Salah satu peritel fashion di Indonesia PT Mega Perintis Tbk (ZONE) membeberkan dampak pandemi Corona (Covid-19) terhadap bisnis perusahaan dan nasib karyawan.

Dikutip dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) penjelasan ini disampaikan sebagai respons atas Surat BEI (Bursa Efek Indonesia) no. S-02842/BEI.PPU/5-2020 tanggal 15 Mei 2020 perihal Permintaan Penjelasan terkait Dampak Pandemik Covid-19.

Mega Perintis merupakan salah satu distributor produk beken dunia, Nike, di Indonesia melalui anak perusahaan Mitrelindo Global. Dikutip dari situs resmi perusahaan megaperintis.co.id, Mitrelindo Global, melakukan bisnis ritel untuk merek internasional seperti Nike.

Menurut data ZONE yang disampaikan kepada BEI, jumlah karyawan tetap maupun tidak sebanyak per Desember 2019 sebanyak 3.283 orang. Sementara saat ini jumlah karyawan tetap dan tidak tetap sebanyak 1.005 orang.

Sedangkan jumlah karyawan yang dirumahkan mencapai lebih dari 2.000 orang.

"(Per 31 Desember 2019) Jumlah karyawan (tetap dan tidak tetap) 3.283. Jumlah karyawan (tetap dan tidak tetap saat ini) 1.005," bunyi pernyataan pihak ZONE kepada BEI.

"(Jumlah karyawan dirumahkan: Kondisi karyawan periode Januari 2020 hingga saat ini) 2.226. (Jumlah karyawan yang terdampak dengan status lainnya contoh: pemotongan gaji 50%, dll) 284," lanjut pihak ZONE.

Baca selengkapnya di sini: Corona Hantam Ekonomi RI, Distributor Nike Rumahkan 2.226 Karyawan

Hide Ads