Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan Mei 2020 sebesar 0,07%. Angka ini tercatat sangat rendah jika dibandingkan bulan ramadhan di tahun-tahun sebelumnya.
Sebagai perbandingan, inflasi pada Idul Fitri tahun lalu misalnya mencapai 0,55%. Angka ini sangat jauh jika dibandingkan inflasi Idul Fitri tahun ini yang cuma 0,07%.
"Kita semua menyadari situasi tidak biasa karena COVID dan banyak kejadian yang membuat pola inflasi ramadhan ini tidak sangat biasa berbeda jauh pada tahun sebelumnya," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers, Selasa (2/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya permintaan meningkat sehingga inflasi tinggi, tapi tahun ini tidak terjadi. Akibatnya inflasi tahunannya juga rendah cuma 2,19% dibandingkan inflasi tahun lalu yang 2,67%" lanjutnya.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi Mei 0,07% dipengaruhi oleh transportasi dan diikuti kelompok kesehatan. Sementara kelompok makanan dan minuman serta tembakau menyumbang deflasi 0,32%.
"Makanan minuman dan tembakau deflasi 0,32%, andilnya 0,08%. Cabai merah sumbangannya deflasi 0,07%, kemudian telor ayam ras sumbangannya 0,06%, bawang putih andilnya 0,05%, cabai rawit 0,03%, bawang bombai dan gula pasir masing-masing 0,01%" kata Suhariyanto.
"Ada juga komoditas yang meningkat sehingga sumbangan ke inflasi, bawang merah memberikan sumbangan 0,06%, daging ayam ras andilnya 0,03% ke inflasi, dan daging sapi dan rokok kretek filter masing-masing andilnya 0,01%" tambahnya.