Soal Protokol New Normal, Luhut: Pelaku Industri Banyak yang Bingung

Soal Protokol New Normal, Luhut: Pelaku Industri Banyak yang Bingung

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 03 Jun 2020 21:15 WIB
Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan saat wawancara untuk detikcom di acara Blak-blakan, Kamis (19/7).
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendorong penyusunan protokol usaha menghadapi new normal. Dia meminta penyusunan protokol usaha dipelopori Kementerian Kesehatan agar satu pintu.

Menurutnya, banyak pelaku industri yang masih bingung karena informasi yang ada banyak berbeda. Hal itu disampaikannya dalam Rapat Koordinasi Protokol Pelaksanaan Usaha di Era Kenormalan Baru bersama sejumlah Kementerian/Lembaga terkait melalui virtual, Rabu (03/06/2020).

"Di bawah, para pelaku industri banyak yang bingung karena informasi yang ada banyak yang berbeda. Saya sarankan Kemenkes dan satgas me-lead ini, disamakan, tapi tanpa mengubah spesifik-spesifik di industri-industri tersebut," kata Luhut.

Luhut menggarisbawahi agar penyusunan protokol industri tetap mengacu pada standar penanggulangan COVID-19, seperti menerapkan jaga jarak, menggunakan masker, dan cuci tangan.

"Yang penting yang tiga. Jaga jarak, masker dan cuci tangan. Itu soal kecil tapi kalau kita lakukan dampaknya besar karena menyangkut kepada protokol kesehatan," ucapnya.

Sementara di sektor pariwisata, Luhut mengatakan pemerintah akan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 secara ketat di daerah-daerah tujuan turis yang berstatus zona hijau.

"Walaupun dari hasil studi yang dibuat, turis domestik itu paling cepat baru bisa jalan mungkin di Juli akhir atau Agustus. Kalau turis luar negeri saya kira masih bertahap mungkin baru September. Tapi kita lihat perkembangan ini," imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Luhut juga meminta Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19, Doni Monardo untuk terus melakukan pembaruan data penanganan COVID-19 di Indonesia secara berkala melalui aplikasi Bersatu Lawan COVID-19. Data akurat dinilai akan jadi acuan bagi dunia Internasional menilai keseriusan Indonesia menangani pandemi ini.

"Saya titip Pak Doni, aplikasi Bersatu Lawan COVID-19 agar diperbarui terus karena itu akan menjadi acuan bagi dunia. Jadi acuan orang-orang yang di luar negeri yang mau datang ke Indonesia. World Bank berikan apresiasi kepada Indonesia. Saya paparkan mengenai penanganan COVID-19 yang dari Pak Doni. Mereka happy lihat itu," tutupnya.


(dna/dna)

Hide Ads