Cerita Pilu Pedagang di Rest Area Kena Hantaman Corona

Cerita Pilu Pedagang di Rest Area Kena Hantaman Corona

Imam Suripto - detikFinance
Jumat, 05 Jun 2020 19:45 WIB
Pedagang di rest area tol Brebes
Foto: Imam Suripto/detikcom
Brebes -

Pandemi COVID-19 ini dampaknya memang sangat dirasakan oleh para pedagang rest area Km 260 Banjaratma, Brebes, Jawa Tengah. Kebijakan PSBB Pemprov DKI dan larangan mudik oleh pemerintah telah berimbas pada sepinya kendaraan yang melintas di jalan tol. Padahal, bagi pedagang di rest area, pengguna tol adalah segmen pasar utama mereka.

Sepinya pembeli dirasakan sejak terjadi sejak pertengahan Maret lalu. Caseni (51) salah seorang pedagang makanan di rest area Banjaratma mengaku, sejak pandemi pengguna tol yang mampir mulai berkurang. terlebih sejak diberlakukan PSBB oleh Pemerintah DKI dan larangan mudik oleh pemerintah pusat, nyaris tidak ada mobil yang mampir rest area.

"Sejak pertengahan Maret sudah mulai sepi. Terus sejak ada larangan mudik makin sepi. malah tidak ada yang satupun mobil yang mampir," ujar Caseni ditemui di Rest Area Banjaratma, Jumat (5/6/2020) siang.

Dampak dari sepinya pembeli ini, Caseni akhirnya memilih tutup lapak selama beberapa bulan. Selama tutup ini wanita ini nyaris tidak punya penghasilan untuk membayar sewa lapak. Dia menegaskan keberatan jika harus tetap dibebani biaya sewa lapak meski sudah mendapatkan keringanan 50 persen.

"Saya keberatan, sebulan Rp.5 juta. Dagangannya tidak laku karena tolnya ditutup, jadi sepi pembeli. Sudah sejak tiga bulan lalu sepi pembeli, sejak sebelum April. Kalau bisa bulan Mei jangan dimintai biaya sewa. Nanti saja bulan Juni atau Juli kalau kondisinya sudah normal," tutur Caseni.


Ketua Paguyuban Pedagang Rest Area Banjaratma, Aji Jumantoro mengungkapkan, ada puluhan pedagang yang harus hengkang dari rest area karena tidak kuat membayar biaya sewa lapak. Mereka terpaksa hengkang karena tetap dikenai kewajiban bayar sewa meski sedang sepi pembeli.

"Dari teman teman sudah 20 sudah hengkang dan enam menyatakan diri tidak mempu (bayar) dan menunggu keputusan dari pengelola soal tanggal berapa dia akan kaluar," jelas Aji.

Meski pihak pengelola sudah memberikan keringanan biaya sewa sebesar 50 persen, namun kata adi belum tetap belum bisa meringankan beban para pedagang. Sebab, meski mendapat diskon tetap saja mereka tidak mampu bayar karena tidak ada penghasilan sama sekali.

"Kalaupun dipaksa buka, tetap rugi karena haarus bayar karyawan dan biaya kebersihan tapi tidak ada pembeli sama sekali. Jadi meski mendapat keringanan 50 persen tetap mereka keberatan karena tidak ada pemasukkan sama sekali. Kami merasa sejak kebijakan PSBB, kendaraan nyaris tidak ada yang masuk sini," tandasnya.

Klik halaman selanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Menanggapi kondisi pedagang di Rest Area Banjaratma ini, Kabid UMKM Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan, Nani Nuryati mengatakan, keluhan para pedagang ini disebabkan karena belum ada keuntungan yang dikumpulkan untuk membayar sewa. Untuk membantu mereka, Nani mengatakan sudah mengusulkan ke pemerintah pusat dan Kementerian BUMN agar memberikan kebijakan untuk meringankan pedagang.

"Kami sudah mengusulkan agar pemerintah pusat dan Kementerian BUMN agar memberikan lagi keringanan agar ada kebijakan untuk meringankan beban pedagang," ungkap Nani

Sementara dikonfirmasi terpisah, General Menager PP Sinergi Banjaratma, Edison Suadi membantah adanya pedagang yang hengkang akibat tidak kuat membayar sewa lapak. Diterangkan Edison, pengelola rest area Banjaratma memiliki slot pedagang sebanyak 120. Dari 120 itu ada 15 pedagang yang hengkang sejak sebelum terjadinya pandemi.

"Jadi tidak benar pedagang hengkang karena adanya COVID dan tidak kuat membayar. saya jelaskan, disini ada 120 lot pedagang, dan 15 pedagang itu sudah hengkang duluan sebelum terjadinya COVID-19 dan sisanya tingfal 105 pedagang. Penyebabnya karena mereka memang tidak cocok berdagang, bukan karena COVID ini," tandasnya.


Mengenai pengakuan pedagang yang keberatan, Edison menyebut, dari 105 pedagang yang masih bertahan, 104 diantaranya sudah membayar uang sewa, dan satu masih belum membayar.

"Per hari ini sudah ada 104 pedagang yang sudah bayar. Mereka membayar dengan uang yang sudah mereka dapatkan selama ini di rest area. Jadi saya heran juga mendengar cerita pedagang hengkang karena tidak kuat membayar. COVID tidak tepat jadi alassan, karena kita sudah kasih gratis selama setahun," pungkasnya.


Hide Ads