Ekspor China Kontraksi, Impor Anjlok Terparah Sejak 4 Tahun Terakhir

Ekspor China Kontraksi, Impor Anjlok Terparah Sejak 4 Tahun Terakhir

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 08 Jun 2020 12:05 WIB
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Terminal 3 Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/2/2020). Selama Januari 2020, ekspor nonmigas ke China mengalami penurunan USD 211,9 juta atau turun 9,15 persen dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Sementara secara tahunan masih menunjukkan pertumbuhan 21,77 persen (yoy).
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Banyaknya negara yang melakukan lockdown membuat ekspor China mengalami kontraksi pada Mei 2020. Sementara dari sisi impor juga mengalami penurunan yang lebih tajam dari yang diperkirakan lantaran tekanan yang dialami para produsen

Sektor perdagangan China sendiri menyumbang sekitar sepertiga dari ekonominya. Tentu penurunan ekspor dan impor itu membuat pemerintah China harus memutar otak untuk menyelamatkan sekitar 180 juta pekerjanya.

Melansir CNBC, pengiriman luar negeri China pada bulan Mei turun 3,3% dari tahun sebelumnya, setelah sebelumnya secara mengejutkan mengalami kenaikan 3,5% pada bulan April.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara impor China jatuh 16,7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan itu jauh lebih dalam dari penurunan di bulan sebelumnya 14,2% dan menandai penurunan paling tajam sejak Januari 2016.

"Ekspor mendapat manfaat dari pasar ASEAN dan depresiasi nilai tukar, sementara impor dipengaruhi oleh permintaan domestik yang tidak mencukupi dan penurunan harga komoditas," kata Kepala Ekonom Zhongyuan Bank, Wang Jun,

ADVERTISEMENT

Akibatnya, China mencatat surplus perdagangan US$ 62,93 miliar bulan lalu, lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan jajak pendapat Reuters untuk Mei surplus US$ 39 miliar dan surplus US$ 45,34 miliar pada April.

Surplus perdagangan China dengan Amerika Serikat (AS) pun melebar menjadi US$ 27,89 miliar pada Mei.

Survei resmi dan pabrik swasta untuk bulan Mei menunjukkan sub-indeks untuk pesanan ekspor masih jauh di dalam kontraksi. Keuntungan di perusahaan industri China turun hampir 30% pada periode Januari-April.

Analis mengatakan titik-titik cerah seperti ekspor pasokan medis, yang China telah mendominasi rantai pasokan, mampu menutupi masalah yang dihadapi oleh eksportir yang terjebak dengan stok yang tidak terjual dan banyaknya pembatalan pesanan dari luar negeri.

Pada paruh pertama Mei, Cina mengirimkan 63,2 miliar yuan pasokan medis berdasarkan perhitungan Reuters dari data bea cukai. Angka itu turun dibandingkan dengan 71,2 miliar yuan pada periode Maret-April.

"Meskipun kinerja ekspor melebihi harapan, kesulitan yang dihadapi oleh perusahaan perdagangan tradisional tidak boleh diabaikan," kata Zhang Yi, kepala ekonom di Zhonghai Shengrong Capital Management.




(das/fdl)

Hide Ads