Modal asing yang masuk ke Indonesia mulai mengalir deras. Kondisi ini turut mendorong penguatan nilai rupiah terhadap dolar AS. Pagi ini saja dolar AS masih melemah dan sudah berada di posisi Rp 13.701. Sebelumnya dolar AS sempat berada di level Rp 16.000an dan bahkan diprediksi bisa menyentuh Rp 17.000.
Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengungkapkan penguatan ini terjadi karena melemahnya dolar AS terhadap seluruh mata uang dalam seminggu terakhir.
Menurut dia, ekspektasi investor terkait pembukaan ekonomi di berbagai negara di Asia juga turut mempengaruhi penguatan. "Terbukti di pasar Asia, sebagian besar mata uang Asia di minggu ini mengalami penguatan kecuali yen," kata dia kepada detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ada juga dorongan terhadap rupiah dari perpindahan aset dari India ke Indonesia. Hal ini karena rating India yang merosot dari BAA2 menjadi BAA3 dan turunnya outlook dari stable menjadi negative.
Baca juga: Menguat Tipis, Dolar AS Siang Ini Rp 13.838 |
Kemudian dari sisi domestik penguatan rupiah dipercaya karena terjadinya transisi pembukaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah termasuk DKI Jakarta. Kebijakan pelonggaran ini akan mendorong peningkatan produktivitas perekonomian setelah menurun tajam ketika implementasi PSBB di berbagai daerah di Indonesia.
Pekan lalu Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan nilai tukar rupiah pada (5/6) berada di posisi Rp 13.855 untuk bid dan Rp 13.960 untuk over dan terus menunjukkan penguatan.
"Alhamdulillah sore ini sudah tembus di bawah Rp 14.000 terus menguat sejalan dengan pandangan kami. Tapi dalam pandangan kami masih undervalued, ke depan masih berpotensi menguat," kata Perry.
Dia menjelaskan hal ini karena inflasi yang rendah, defisit transaksi berjalan yang rendah dan perbedaan suku bunga di dalam maupun di luar negeri.
Baca juga: Dolar AS Masih Tiarap di Hadapan Rupiah |
(kil/fdl)