Perusahaan-perusahaan besar di Inggris akan memangkas puluhan ribu pekerja dalam upaya efisiensi di tengah krisis ekonomi akibat pandemi virus Corona. Inggris mencatat ada 75 ribu orang telah terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Kebijakan tersebut dilakukan perusahaan akibat pembatasan wilayah (lockdown) dan social distancing di Inggris yang akan diperpanjang selama musim panas ini. Hal itu berdampak pada pendapatan perusahaan yang akan menurun dan beban biaya gaji pegawai juga akan meningkat.
Menurut data resmi Inggris, tingkat pengangguran telah meroket dari Maret hingga April lalu. Pemerintah Inggris mencatat 450.000 orang telah kehilangan pekerjaan.
Langkah itu terbukti pada perusahaan minyak dan gas British Petroleoum (BP) yang memangkas 10.000 pegawai (15% dari total pegawai) dan produsen barang mewah Mulberry sebanyak 350 pegawai (25% dari total pegawai). Dampak PHK juga melanda perusahaan kecil yang menambah jumlah pengangguran di Inggris.
Sektor penerbangan juga melakukan hal yang sama, British Airways (ICAGY) memangkas 12.000 pekerja. Rival carrier EasyJet (ESYJY) dan Virgin Atlantic masing-masing memangkas 4.500 dan 3.000 posisi di tengah permintaan penerbangan menurun.
Sementara perusahaan teknik kedirgantaraan Rolls-Royce memangkas 9.000 pekerjaan. Pemasok suku cadang Meggitt mengurangi tenaga kerjanya sekitar 1.800.
Baca juga: Kapan Gelombang 4 Kartu Pra Kerja Dibuka? |
Pabrik mobil juga terkana dampaknya, Bentley PHK 1.000 pegawai, McLaren PHK 1.200 pegawai dan Aston Martin 500 pegawai. Hingga HSBC mengumumkan Februari lalu akan memangkas 35.000 pegawainya
Seperempat dari 700 direktur perusahaan Inggris mengatakan mereka tidak mampu memberikan kontribusi apa pun terhadap gaji pekerja untuk Agustus dan Oktober. Mereka juga paham bahwa bantuan pemerintah akan penggajian pegawai terbatas. Maka, kebijakan PHK pegawai ini terpaksa dilakukan karena pemasukan perusahaan yang terus menurun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT