Giliran Inggris Dihantam Badai PHK, Ini Daftar Perusahaannya

Giliran Inggris Dihantam Badai PHK, Ini Daftar Perusahaannya

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 09 Jun 2020 10:37 WIB
LONDON, ENGLAND - AUGUST 18:  A general view of atmosphere outside Emirates Stadium prior to the Barclays Premier League match between  Arsenal and Sunderland at Emirates Stadium on August 18, 2012 in London, England.  (Photo by Julian Finney/Getty Images)
Foto: Getty Images/Julian Finney
London -

Perusahaan-perusahaan besar di Inggris akan memangkas puluhan ribu pekerja dalam upaya efisiensi di tengah krisis ekonomi akibat pandemi virus Corona. Inggris mencatat ada 75 ribu orang telah terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Kebijakan tersebut dilakukan perusahaan akibat pembatasan wilayah (lockdown) dan social distancing di Inggris yang akan diperpanjang selama musim panas ini. Hal itu berdampak pada pendapatan perusahaan yang akan menurun dan beban biaya gaji pegawai juga akan meningkat.

Menurut data resmi Inggris, tingkat pengangguran telah meroket dari Maret hingga April lalu. Pemerintah Inggris mencatat 450.000 orang telah kehilangan pekerjaan.

Langkah itu terbukti pada perusahaan minyak dan gas British Petroleoum (BP) yang memangkas 10.000 pegawai (15% dari total pegawai) dan produsen barang mewah Mulberry sebanyak 350 pegawai (25% dari total pegawai). Dampak PHK juga melanda perusahaan kecil yang menambah jumlah pengangguran di Inggris.

Sektor penerbangan juga melakukan hal yang sama, British Airways (ICAGY) memangkas 12.000 pekerja. Rival carrier EasyJet (ESYJY) dan Virgin Atlantic masing-masing memangkas 4.500 dan 3.000 posisi di tengah permintaan penerbangan menurun.

Sementara perusahaan teknik kedirgantaraan Rolls-Royce memangkas 9.000 pekerjaan. Pemasok suku cadang Meggitt mengurangi tenaga kerjanya sekitar 1.800.


Pabrik mobil juga terkana dampaknya, Bentley PHK 1.000 pegawai, McLaren PHK 1.200 pegawai dan Aston Martin 500 pegawai. Hingga HSBC mengumumkan Februari lalu akan memangkas 35.000 pegawainya

Seperempat dari 700 direktur perusahaan Inggris mengatakan mereka tidak mampu memberikan kontribusi apa pun terhadap gaji pekerja untuk Agustus dan Oktober. Mereka juga paham bahwa bantuan pemerintah akan penggajian pegawai terbatas. Maka, kebijakan PHK pegawai ini terpaksa dilakukan karena pemasukan perusahaan yang terus menurun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bola Eropa



"Para pengusaha sadar dukungan pemerintah terbatas. Jika tidak ada uang yang masuk, banyak perusahaan dipaksa untuk membuat keputusan sulit Agustus mendatang," kata Jonathan Geldart, direktur jenderal Institut Direksi. Dikutip dari CNN, Selasa (9/6/2020).

The Telegraph melaporkan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah memutuskan untuk mengedepankan pembukaan kembali sektor perhotelan dari Juni hingga Juli setelah diprediksi 3,5 pekerja di sektor ini berisiko terkena PHK.

Andrew Wishart, ekonom Inggris di Capital Economics, bulan lalu memprediksi pengangguran dapat meningkat hingga 9% dalam beberapa bulan mendatang.


Hide Ads