Berjuang di Tengah Pandemi, Guru Honorer Ini Ngajar Keliling

Berjuang di Tengah Pandemi, Guru Honorer Ini Ngajar Keliling

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 09 Jun 2020 15:06 WIB
Dua guru SMA Negeri 1 Kabila mengawasi siswa yang melakukan ujian semester secara luar jaringan (luring) di rumah di Poowo, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Selasa (9/6/2020). Sejumlah guru di sekolah tersebut mengantarkan soal ujian ke rumah 51 siswa karena tidak memiliki telepon pintar (smart phone) untuk mengikuti ujian dalam jaringan (daring). ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/foc.
Ilustrasi/Foto: ANTARAFOTO/Adiwinata Solihin
Jakarta -

Pandemi virus Corona (COVID-19) juga berdampak kepada profesi guru honorer. Salah seorang guru honorer di Purworejo bernama Yan Budi Nugroho mengungkapkan, selama pandemi ini tidak dapat insentif dari Kabupaten sebesar Rp 500.000 per bulan.

Padahal insentif tersebut sangat bermanfaat untuk menambah upah pokoknya yang hanya Rp 200.000 per bulan.

"(Insentif) besarannya Rp 500.000 per bulan cuma tanggalnya saja yang tidak pasti. Untuk masa pandemi ini guru honorer untuk wilayah saya nggak ada insentifnya, jadi hanya dapat yang Rp 200.000 itu," kata Yan kepada detikcom, Selasa (9/6/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasan insentif yang tidak cair terhitung sejak April ini karena guru honorer tidak mengajar di sekolah. Padahal guru-guru pada dasarnya tetap bekerja meskipun secara online.

"Dari pihak pemerintah kabupaten memang ada surat edaran yang menyebutkan seperti itu. Alasannya mungkin karena guru honorer atau guru-guru ini nggak mengajar karena sekolah diliburkan dan belajar di rumah, kalau menurut kacamata mereka. Tapi menurut kacamata kami guru-guru semua, sebenarnya kita tetap bekerja lewat online sebagian," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Terlebih Yan berinisiatif untuk mengajar keliling selama pandemi ini. Hal itu dilakukan karena tidak semua muridnya di SDN Tridadi, Kecamatan Loano, Purworejo memiliki handphone (HP) dan quota internet.

"Untuk punya data quota dan HP android itu ibaratnya belum semua punya, masih bergantian dengan keluarga. Yang susah ketika bapaknya kerja dan nggak ada alat komunikasi lain. Jadi kalau saya kirim tugas hari ini bisa kemungkinan mereka kirim baliknya 2 hari setelah ini, itu yang jadi permasalahan," jelasnya.

Selain itu, Yan juga ingin anak muridnya tetap bersemangat belajar meskipun di rumah. Kedekatannya dengan anak murid membuatnya jadi satu-satunya orang yang berinisiatif melakukan hal tersebut.

"Kalau nggak ada yang datang, nggak ada yang mengunjungi, pasti anak pikirannya sudah libur sekolah jadi mereka nggak mau belajar, patah semangat. Untuk itu saya berinisiatif keliling mengajar karena memberi motivasi untuk anak-anak agar tetap mau belajar. Kayak sekarang lagi ujian saya membagikan soal (ujian)," imbuhnya.




(eds/eds)

Hide Ads