Ekonomi RI Diprediksi Bergairah Lagi, Semoga Terwujud Ya!

Ekonomi RI Diprediksi Bergairah Lagi, Semoga Terwujud Ya!

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 09 Jun 2020 18:45 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat realisasi pertumbuhan ekonomi secara kumulatif atau sampai September 2018 sebesar 5,17%.
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Ekonomi Indonesia diprediksi bergairah mulai usai dihantam pandemi virus Corona sejak Maret. Tim Asistensi Menteri Koordinator Perekonomian, Raden Pardede mengatakan pada April hingga Mei menjadi periode kemerosotan ekonomi RI, apalagi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan data ekonomi terkini, dia mencatat beberapa kinerja industri mengalami penurunan. Seperti penerbangan turun 87% secara tahunan (YoY) di Mei 2020. Begitu juga dengan industri perhotelan yang turun 93% (YoY).

"Dari data data ini sudah jelas Mei hit the bottom. Kita sudah di bawah, bawah tapi dalam negatif growth," kata Raden melalui video conference, Jakarta, Selasa (9/6/2020).

Dengan menyentuh titik terendah, Raden menyatakan pada bulan Juni ini ekonomi Indonesia sudah mulai bergerak menuju arah positif. Hanya saja, untuk mengembalikan ke level sebelum adanya pandemi COVID-19 membutuhkan waktu lama dan bergantung pada seberapa cepat penemuan vaksin dan penyebarannya.


Raden menyebut pemerintah menyiapkan exit strategy dalam rangka pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi COVID-19. Setidaknya ada dua poin penting yang harus dilakukan. Pertama, penyiapan kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan new normal atau tatanan normal baru.

Salah satu kebijakan adalah mengenai pemulihan ekonomi nasional (PEN). Pemerintah sendiri sudah menyiapkan anggaran sekitar Rp 677,2 triliun untuk melaksanakan program yang mencakup sektor kesehatan, jaring pengaman sosial alias bansos, dan jaring pengaman sektor riil seperti pemberian kredit modal kerja, restrukturisasi kredit, hingga pemberian bantuan kepada dunia usaha.

"Ini harus berjalan beriringan secara efektif untuk memastikan pemulihan ekonomi," katanya.

Kedua, kata Raden adalah mengenai syarat perlu yang harus disiapkan pemerintah dan dipatuhi oleh seluruh masyarakat tanah air. Menurutnya, pelaksanaan new normal dibagi ke beberapa tahap, salah satunya saat membuka beberapa kegiatan ekonomi maka pemerintah harus memastikan kasus penyebaran atau penularan COVID-19 sudah rendah atau tidak ada lagi.

Klik halaman selanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Tidak hanya itu, dalam membuka beberapa kegiatan ekonomi juga harus melaksanakan protokol kesehatan, seperti menyediakan fasilitas cuci tangan, pengecekan suhu, dan lainnya yang dilakukan selama pandemi Corona.

Selanjutnya, dikatakan Raden, pemerintah juga harus bisa menjawab tiga pertanyaan besar ketika ekonomi nasional sudah mulai bergerak. Pertama, seberapa dalam penurunan ekonomi. Kedua, berapa lama kita melewati titik terendah perekonomian, dan ketiga adalah seberapa cepat pemulihan ekonomi nasional.

"Perkiraan pola pemulihan ekonomi, jadi di Maret dia drop, April turun, Mei level off dan exit di bulan Juni. Harapannya gerak dia tapi belum kembali, masih jauh. Ini terus berlangsung pemulihan sampai vaksin ditemukan tahun depan, mudah mudahan tersebar ke seluruh masyarakat," ungkap dia.



Simak Video "Video Menkeu Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 4,7-5%"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads