44.000 Pegawai Softbank Dites Corona, 191 Positif

44.000 Pegawai Softbank Dites Corona, 191 Positif

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 11 Jun 2020 10:19 WIB
SUN VALLEY, ID - JULY 08: Masayoshi Son, founder and chief executive officer of SoftBank, the chief executive officer of SoftBank Mobile, and current chairman of Sprint Corporation, attends the Allen & Company Sun Valley Conference on July 8, 2015 in Sun Valley, Idaho. Many of the worlds wealthiest and most powerful business people from media, finance, and technology attend the annual week-long conference which is in its 33rd year. (Photo by Scott Olson/Getty Images)
Foto: Getty Images
Hong Kong -

Perusahaan telekomunikasi asal Jepang, Softbank menggelar uji tes virus Corona massal terhadap sekitar 44.000 orang, di antaranya karyawan, keluarga karyawan, klien Softbank, dan tenaga medis profesional. Tes virus Corona massal ini menjadi yang terbesar di antara perusahaan Jepang lainnya.

Pendiri dan CEO SoftBank Masayoshi Son mengatakan berbagai tes kesehatan dilakukan guna memastikan keselamatan dan kesehatan karyawan dan masyarakat dalam memerangi kemungkinan gelombang dua virus Corona di Jepang.

"Berbagai tes dilakukan demi keselamatan dan kesehatan karyawan. Mengingat bahwa vaksin untuk virus itu mungkin tidak dapat diproduksi secara massal sampai pertengahan tahun depan," kata Son. Dikutip dari CNN, Kamis (11/6/2020).

Hasil dari tes virus Corona tersebut dari 44.066 orang yang dites, terdapat 191 orang positif Corona. Sekitar 0,04% dari karyawan yang bekerja di toko Softbank. Sedangkan karyawan kantor yang positif sekitar 0,2% dan dari kantor pusat 0,4%.


Alat tes Corona yang digunakan SoftBank yakni kit uji Innovita dan Orient Gene, yang dikembangkan di China. Meskipun beberapa ahli masih meragukan keakuratan tes Corona yang tersedia. Seperti belasan tes yang digunakan atau dikembangkan di Amerika Serikat (AS) saat ini, tetapi hanya sedikit yang akurat.

Pandemi Corona telah menimbulkan kekacauan pada bisnis Son. Runtuhnya sektor perjalanan dan pembatasan wilayah (lockdown) di seluruh dunia menjadi bencana besar bagi banyak startup yang didukung melalui Vision Fund. Vision Fund mengalami kerugian operasional hampir US$ 18 miliar setara Rp 253 triliun (kurs Rp 14.000/ dolar US) pada kuartal-I 2020 dan menyeret SoftBank ke kerugian tahunan terburuk dalam sejarah.

Secara keseluruhan ekonomi Jepang telah tepuruk akibat lockdown untuk mencegah penularah virus Corona. Upaya pemerintah menyelamatkan ekonomi dengan meluncurkan paket stimulus senilai sekitar 234 triliun yen setara Rp 30.512 triliun (kurs Rp 131/ yen Jepang) jumlah yang mengejutkan setara dengan hampir 40% output tahunan Jepang.




(ang/ang)

Hide Ads