Pemerintah membuka peluang seluas-luasnya kepada masyarakat Indonesia untuk berkontribusi langsung dalam pembangunan nasional. Salah satunya adalah melalui investasi di surat berharga negara (SBN).
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan akan menerbitkan SBN ritel yaitu obligasi negara ritel seri ORI17 pada 15 Juni 2020. SBN ritel ini bisa dibeli oleh seluruh masyarakat Indonesia dengan minimal pembelian sekitar Rp 1 juta.
Staf Khusus Menteri Keuangan, Masyita Crystallin mengatakan dengan berinvestasi di SBN ritel maka secara langsung sudah membantu pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan. Apalagi di masa pandemi Corona seperti sekarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang ada peluang, sekarang yang namanya SBN ritel sudah banyak dan nominal pembelian semakin kecil, jadi semakin mudah. Jadi bisa investasi, bantu negara," kata Masyita secara live Instagram @djpprkemenkeu, Kamis (11/6/2020).
Dia menceritakan, pemerintah membutuhkan dana banyak untuk menanggulangi COVID-19. Berdasarkan outlook terbaru, kebutuhan pembiayaan pemerintah mencapai Rp 1.039,2 triliun atau 6,34% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Hal itu dikarenakan penerimaan negara yang semakin turun menjadi Rp 1.699,1 triliun sementara belanja negara naik menjadi Rp 2.738,4 triliun.
Menurut Masyita, kebutuhan pembiayaan ini nantinya akan digunakan untuk penanggulangan COVID-19 di Indonesia yang diprioritaskan di tiga sektor, yaitu kesehatan, daya beli masyarakat, dan dunia usaha. Setidaknya, pemerintah menganggarkan Rp 677,2 triliun untuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Anggaran PEN yang mencapai Rp 677,2 triliun ditujukan kepada sektor kesehatan sebesar Rp 87,55 triliun. Untuk perlindungan sosial alias bansos sebesar Rp 203,9 triliun, dan sianya dukungan kepada dunia usaha mulai dari insentif hingga dukungan permodalan.
Menurut Masyita, kontribusi masyarakat terhadap perekonomian nasional selama ini berasal dari dua sisi, yaitu penerimaan dan pembayaran. Jika melalui penerimaan, maka masyarakat bisa berkontribusi melalui pembayaran pajak. Sedangkan sisi pembiayaan bisa membeli surat utang negara (SUN) baik yang ritel maupun reguler.
Lebih lanjut Masyita mengungkapkan, SBN ritel yang diterbitkan pemerintah juga memiliki imbal hasil alias yield yang cukup tinggi, dan yang pasti risiko investasinya masih dapat dikelola lantaran dibackup langsung oleh negara.
"Ini tuh investasi yang paling save, karena backup-nya negara kita, dan tentu kita bantu pembangunan negara kita, jadi menjaga tabungan kita di masa depan, tapi kita juga dapat imbal hasil yang cukup baik," ungkapnya.
(hek/eds)