Mengutip CNBC, Chairman The Fed Jerome Powell mengungkapkan keputusan ini merupakan salah satu dukungan bank sentral untuk perekonomian AS.
Pandemi COVID-19 ini menyebabkan banyak bank sentral memproyeksi pertumbuhan ekonomi AS bisa kontraksi hingga 6,5% pada 2020.
Kemudian perekonomian pada tahun depan diprediksi berada di kisaran 5% dan pada 2022 di level 3,5%.
"Suku bunga ini diharapkan bisa menjaga stabilitas harga dan turut mendorong lapangan kerja," kata dia dikutip dari CNBC, Kamis (11/6/2020).
Dia menyebutkan untuk menjaga kondisi perekonomian AS, bank sentral terus meningkatkan kepemilikan surat berharga dengan membeli US$ 80 miliar per bulan.
Pekan ini FOMC menggelar pertemuan untuk membahas tingkat pengangguran yang terus meningkat. Powell menjelaskan proyeksi ekonomi yang dibuat sudah beradasarkan ekspektasi dan rencan apemulihan ekonomi.
Pada awal Maret 2020 Fed memangkas suku bunga menjadi 0%-0.25%. Hal ini karena ketidakpastian masih terus membayangi perekonomian AS yang masih menjalankan pembatasan sosial berskala besar.
Powell menyebut pemulihan ekonomi ini bisa berjalan dengan cepat jika langkah yang ditempuh oleh pemerintah dan kerja sama dari masyarakat bisa berjalan baik.
CEO Quill Intelligence Danielle DiMartino Booth mengungkapkan perekonomian AS memang masih diliputi ketidakpastian. Namun kebijakan moneter diprediksi akan terus dilakukan untuk menjaga perekonomian oleh bank sentral.
Para investor menurut dia sedang menunggu bagaimana langkah Fed dalam mengambil kebijakan selanjutnya.
(kil/dna)