Kementerian Keuangan akan memanfaatkan data proyeksi pertumbuhan ekonomi dari beberapa lembaga internasional sebagai bahan analisis ke depannya. Beberapa lembaga internasional menyatakan ekonomi nasional akan minus di 2020.
Paling terbaru adalah proyeksi dari Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). Dalam laporannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi antara -2,8% dan -3,9%, tergantung dari skenarionya.
"Tentu saja kami akan mencermati dan menganalisis setiap kajian dan masukan," kata Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo saat dihubungi detikcom, Jakarta, Kamis (11/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prastowo mengatakan, Kementerian Keuangan sampai saat ini masih optimis pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran -0,4% sampai 2,3% atau berada pada skenario sangat berat menuju berat.
Untuk mengejar target tersebut, dikatakan Prastowo pemerintah sudah menyiapkan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang berjalan bersamaan dengan penanggulangan COVID-19.
Adapun, anggaran PEN yang mencapai Rp 677,2 triliun ditujukan kepada sektor kesehatan sebesar Rp 87,55 triliun. Untuk perlindungan sosial alias bansos sebesar Rp 203,9 triliun, dan sisanya dukungan kepada dunia usaha mulai dari insentif hingga dukungan permodalan.
"Sudah semakin jelas arah kebijakan dengan terbitnya beberapa PMK (peraturan menteri keuangan) dan diharapkan segera diimplementasikan dengan baik," ujarnya.
Simak Video "Video Menkeu Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 4,7-5%"
[Gambas:Video 20detik]