Menteri BUMN Erick Thohir keras menolak rencana belanja modal (capital expenditure/capex) PT PLN (Persero) Rp 100 triliun. Erick pun meminta belanja modal PLN dipangkas sekitar 30% hingga 40% dari rencana Rp 100 triliun tersebut.
"Saya nggak mau, saya minta cut 30% sampai 40%," kata Erick di Kementerian BUMN, Jumat (12/6/2020).
Dirinya juga mendorong inovasi di perusahaan listrik negara tersebut selain fokus pada pemasaran.
"Kita juga akan mengutamakan ya inovasi daripada smart meter, smart distribusi ya, smart procurement. Itu kita akan lakukan," tambahnya.
Lantas apa alasan Erick Thohir menolak? Erick khawatir modal sebesar itu dijadikan ladang proyek.
Pihaknya perlu meninjau kembali mengenai capex rencana tersebut. Sebab Kementerian BUMN tidak ingin ada praktik-praktik tercela di tubuh perusahaan pelat merah.
"Ini salah satu capex PLN pun yang kita sedang tinjau, kita akan perhatikan. Mudah-mudahan nggak ada main proyek. Kalau main proyek ya kayak biasa lah nanti ketemu batunya," kata dia di kantornya, Jumat (12/6/2020).
Dia tak mau PLN bermain proyek dalam tanda kutip. Menurutnya belanja modal yang disiapkan perusahaan listrik negara itu harus jelas peruntukannya.
"Karena kan kadang-kadang capex ini jadi proyek. Kita nggak mau. Kalau apalagi nggak jelas supply chain dan kebutuhannya," jelasnya.
(toy/hns)