Cerita Susi Air Dihantam Corona, Susi Singgung Pailit

Cerita Susi Air Dihantam Corona, Susi Singgung Pailit

Anisa Indraini - detikFinance
Sabtu, 13 Jun 2020 07:30 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberikan penjelasan terkait kebakaran di Pelabuhan Benoa. Api muncul karena hubungan arus pendek.
Susi Pudjiastuti/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti buka-bukaan soal kondisi bisnisnya selama pandemi virus Corona (COVID-19). Sudah dua bulan maskapainya, Susi Air, tidak terbang dan otomatis tidak ada pemasukan.

"Susi Air sudah dua bulan nol penerbangan. Tidak ada pemasukan sama sekali," kata Susi dikutip dari YouTube FMB9ID_IKP, Jumat (12/6/2020).

Saking terpukulnya, dia menyebut kondisi ini merupakan yang tersulit selama hidupnya ber-usaha. Sejumlah strategi yang diambil pun dinilai tidak akan membuat situasi membaik di tengah pandemi COVID-19.

"Kalau kita bilang ekonomi saya pikir (ini) tersulit dalam hidup usaha saya. Dalam hidup saya bekerja, usaha itu kali ini. It's a stop, bukan sulit lagi, nihil," terang mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu.


Di samping itu, dirinya harus tetap membayar semua kewajiban seperti kondisi normal. Misalnya saja setiap 3 bulan harus mengeluarkan Rp 8 juta untuk mengurus security clearance untuk 24 pegawainya.

"Itu semua beban terus jalan tetapi penerbangan tidak ada sama sekali. Tapi kan kalau mau terbang kita juga harus siap. Jadi ini ekonomi tersulit dalam hidup usaha saya bekerja," ucapnya.

Susi pun menyinggung soal pailit saat menjelaskan bisnisnya. Ada apa? Klik halaman selanjutnya.

Susi juga menyinggung soal Pailit. Klik halaman selanjutnya.



Susi menyebut kondisi Corona ini sangat berdampak terhadap bisnisnya, bahkan bukan tidak mungkin maskapainya tersebut akan pailit. Merumahkan karyawan telah dilakukan, jika perusahaan memilih menjual aset pun disebut tidak akan mudah pada kondisi sekarang ini.

"Kami bertahan dengan menutup banyak cabang, merumahkan banyak karyawan. Tapi kalau tidak kembali kan ya harus shutdown total, harus give up (menyerah) atau dalam undang-undang (UUD) kepailitan ya kita harus menyatakan pailit," katanya.


Meski dalam seminggu terakhir sudah ada penerbangan, namun Susi Air baru melayani penerbangan logistik ke Jakarta dan masih di bawah 2% dari kapasitas maksimal saat normal. Susi memperkirakan penerbangan baru bisa naik 50% saat 2021.

"Kalau dibuka saya perkirakan bisa mencapai 50% baru tahun depan, tapi selama satu tahun ini perawatan dari mana?," ujarnya.

Susi Pudjiastuti minta Keringanan. Klik halaman selanjutnya.



Di samping tidak ada pemasukan dari bisnisnya, Susi harus tetap membayar semua kewajiban seperti kondisi normal. Dia merinci biaya yang harus tetap dibayar seperti security clearance, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan STNK pesawat. Padahal maskapainya sudah tidak beroperasi selama dua bulan.

"Insentif sekarang ini, kewajiban tidak ada yang free untuk pengusaha. Perpanjangan izin dari izin kerja, izin terbang (tetap) padahal tidak terbang. Tapi itu kan ada DO-nya. Tidak ada rilis untuk kewajiban itu," ucapnya.

Untuk itu, dia minta kepada pemerintah agar membebaskan berbagai kewajiban itu selama usaha tidak beroperasi. Apalagi kontrak pemerintah seperti penerbangan perintis tidak ada yang berjalan, padahal di masa normal jika tidak ada penerbangan maka pihaknya yang akan dikenakan denda.

"Saya bukan minta kompensasi. Tapi at least kewajiban-kewajiban kita yang rutin itu dibebaskan. Bebaskan kewajiban-kewajiban PNBP," pintanya.


Susi minta kepada menteri-menteri di sektor Ekonomi agar membuat kebijakan seperti di negara lain yang memikirkan keberlangsungan bisnis pengusaha. Jika begitu, maka berbagai stimulus disebut tidak akan keluar banyak.

"Tim ekonomi harus merumuskan (seperti) Eropa, Amerika sudah tahu ini perusahaan akan begini. Saya lihat tadi membangun industri dalam negeri kembali, itu satu-satunya jalan sehingga uang stimulus pun tidak keluar di dalam negeri," imbuhnya.



Simak Video "Ucapan Terima Kasih Susi Pudjiastuti seusai Kapten Philip Bebas dari KKB"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads