40 Pasar di Klaten Mau Disulap Jadi Virtual

40 Pasar di Klaten Mau Disulap Jadi Virtual

Achmad Syauqi - detikFinance
Senin, 15 Jun 2020 16:31 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Klaten - Menyambut era new normal, 40 pasar di Kabupaten Klaten direncanakan menjadi pasar virtual berbasis teknologi informasi. Komoditas dan pedagangnya akan dihimpun dalam satu web untuk diarahkan pada transaksi online.

"Kami kerja sama dengan bank BRI untuk membuat web atau aplikasi khusus pasar. Semua pedagang kami masukkan web di masing-masing pasar beserta dagangannya apa saja," ungkap Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM Pemkab Klaten Bambang Sigit Sinugroho pada detikcom, Senin (15/6/2020) siang.

Bambang mengatakan rencana kebijakan itu untuk mengurangi kontak langsung antar masyarakat untuk mencegah penularan COVID 19. Sebab dengan sistem online mengurangi interaksi.

"Protokol kesehatan di pasar tetap kita lakukan, spanduk sudah dipasang. Web ini untuk mengurangi kontak langsung," sambung Bambang.

Dikatakan Bambang Sigit, ada 40 pasar di Klaten yang masih dikelola Pemkab Klaten. Nantinya semua pasar akan dimasukkan dalam program itu.

" Rencananya semua pasar jumlahnya 40 dan nanti bertahap. Ini masih dalam tahap pendataan, termasuk nomor ponsel, WA atau lainnya," sambung Bambang.

Dengan web atau aplikasi itu diarahkan transaksi online. Antar barang bisa dilakukan dengan bekerjasama pihak lain, atau mempekerjakan teman dan saudara.

" Antar barang tergantung pedagang. Misalnya bisa membentuk kelompok yang memberdayakan juga orang lain," terang Bambang.

Saat ini pendataan masih berlangsung di semua pasar. Nantinya jika sudah selesai akan diluncurkan dan tidak akan membuat sepi pasar.

" Jadi nanti pedagang tetap ada di pasar. Hanya mengurangi kontak langsung dengan pembelinya," tambah Bambang.

Survei dan pendataan, ujar Bambang masih berlangsung. Total jumlah pedagang dari 40 pasar itu sebanyak 10.000 orang.

" Jumlah pedagang 10.000 orang, termasuk didata nomer HP nya dan saya yakin saat ini pedagang pegang HP. Jadi nanti per pasar aplikasi dan webnya sehingga warga terdekat mudah mencari," pungkas Bambang Sigit.

Pedagang warung di kompleks Pemkab Klaten, Poniyem mengatakan bagi yang tidak punya ponsel akan memilih datang langsung. Tapi asalkan biaya murah pembeli tidak masalah.

" Saya tidak punya ponsel kan repot. Anak saya yang punya tapi kalau biayanya mahal lebih baik ke pasar langsung," kata Poniyem pada detikcom.


(dna/dna)

Hide Ads