Mal-mal di DKI Jakarta sudah mulai beroperasi kemarin. Menurut data Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPD DKI Jakarta, sebanyak 80 mal sudah buka lagi mulai dari Grand Indonesia, Senayan City, Central Park, Kota Kasablanka, dan yang lainnya.
Di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi fase I ini, tenant penjual produk nonpangan di mal seperti pakaian, perhiasan, sepatu, gadget, elektronik, kosmetik, dan sebagainya sudah boleh menerima pengunjung lagi setelah hampir 3 bulan tutup. Beberapa restoran pun sudah melayani makan di tempat atau dine-in kembali.
Lantas, di pembukaan kembali mal ini, paling tepat belanja produk apa saja?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho, produk-produk yang merupakan kebutuhan pokok tetap menjadi prioritas di daftar belanja.
"Menurut saya apa yang ada di mal itu bisa kita bagi antara kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Kalau primer kan ada yang jual beras, ada supermarketnya, nah ini tetap ada harus diutamakan," kata Andy kepada detikcom.
Selain itu, kebutuhan tambahan yang jadi prioritas di tengah pandemi virus Corona seperti masker, hand sanitizer, dan suplemen juga masuk prioritas di daftar belanja.
"Di masa new normal ini berarti tetap ada kebutuhan tambahan buat kita contohnya masker, hand sanitizer, suplemen itu kan menjadi hal-hal tambahan yang mau nggak mau sekarang harus dipenuhi," urai Andy.
Baca juga: Fakta-fakta Mal di DKI yang Sudah Buka |
Namun, bagi kelompok masyarakat yang memiliki keuangan berlebih, menurut Andy bisa berbelanja di luar kebutuhan pokok seperti pakaian atau elektronik.
"Kalau mau beli barang-barang yang bukan kebutuhan pokok seperti baju, atau beli televisi baru, atau peralatan olah raga juga ada. Nah bicara apa yang perlu dibeli antara tersier seperti baju, atau beli TV, atau peralatan olah raga juga ada. Kalau bicara apa yang harus dibeli antara itu, ya kembali lagi ke kebutuhan setiap orang dan kadang memang kenapa orang memilih belanja di mal karena segala kebutuhan ada di situ," imbuh dia.
Menurut Andy di masa pandemi Corona ini, jika seseorang memiliki uang berlebih maka ia menyarankan untuk membeli produk investasi.
"Kalau bicara perencanaan keuangan ya lebih baik bei barang yang bisa diinvestasi misalnya logam mulia. Atau beli produk-produk yang bisa investasi keuangan, nah pemerintah kan mau mengeluarkan ORI, mendingan beli itu juga. Dibandingkan hanya beli pakaian, atau sepatu yang nggak begitu diperlukan," tandas dia.
(ara/ara)