Pandemi virus Corona atau COVID-19 sudah bukan rahasia lagi membuyarkan berbagai prediksi pertumbuhan ekonomi global maupun regional yang dibuat sebelum krisis. Para ekonom mulai merevisi prediksi atau proyeksi mereka mulai dari yang cukup optimis sampai pesimis.
Chief Economist CIMB Niaga Adrian Panggabean pun ikut mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dia perkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya 0,1%.
"Awalnya diprediksi di angka 1,8%. Lalu dikoreksi lagi di angka 0,6%. Sampai akhirnya dikoreksi lagi ke angka 0,1%," ujar Adrian dalam e-conference Indonesia Marketeers Hangout dalam sesi Indonesia Economic Outlook Update, Kamis (18/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: BI Turunkan Bunga Acuan Jadi 4,25% |
Dalam perhitungannya, ekonomi di kuartal dua akan kontraksi cukup dalam sebesar 3%. Lalu kemudian ada indikasi turun lebih dalam lagi sebesar 5%. Artinya selama itu ekonomi bisa tumbuh di bawah 0%, sebelum kemudian diprediksi tumbuh kembali di angka 2% pada kuartal empat. Sehingga sepanjang 2020 Adrian memprediksi Indonesia tumbuh di angka 0,1 persen.
Angka tersebut menurut Adrian cukup mirip dengan proyeksi World Bank sebesar 0,0%, yang sebelumnya dikoreksi dari angka 0,1%. Sementara ekonomi secara global sendiri diprediksi di bawah 2%.
Adrian membagi pelemahan ekonomi Indonesia dalam beberapa fase. PSBB masuk dalam masa kolaps, di mana masyarakat lebih banyak di rumah, dan banyak sektor kolaps karena perekonomian banyak terhenti terutama sektor UKM. Setelah itu Indonesia akan memasuki masa rebound.
"Hanya rebound ini parsial dan tidak kembali ke level sebelum krisis. Sampai 2021 kita akan masuk fase slog, fase di mana akan ada usaha atau perusahaan yang kolaps karena tidak bisa adaptasi terhadap kebiasaan atau demand baru masyarakat. Dan ada juga yang bertahan karena produknya bisa relevan," sambungnya.
Simak Video "Video: BI Sebut Daya Tahan Ekonomi RI Lebih Tinggi Dibanding AS-China"
[Gambas:Video 20detik]