Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memangkas anggaran infrastruktur energi sebagai langkah refocusing anggaran menghadapi pandemi Corona. Infrastruktur migas paling banyak terpangkas dengan angka hingga Rp 2,25 triliun.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan salah satu infrastruktur yang dipangkas adalah pembangunan jaringan gas alias jargas. Arifin memaparkan yang tadinya ditargetkan 266 ribu sambungan, kini jargas hanya akan dibangun 127 ribu sambungan sampai akhir tahun. Jumlah anggarannya sendiri awalnya Rp 3,72 triliun, dipotong menjadi 1,47 triliun.
"Infrastruktur gas berupa jargas yang semula akan dibangun sebanyak 266 ribu sambungan rumah, jadi 127 ribu sambungan. Berkurang 138 ribu, akan dilanjutkan 2021," ujar Arifin dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR, Selasa (23/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain jargas ada tiga infrastruktur yang dibatalkan seluruhnya imbas COVID-19. Mulai dari converter kit untuk nelayan, converter kit untuk petani, dan konversi minyak tanah ke LPG 3 kilogram (kg).
"Sedangkan converter kit nelayan ada 40 ribu paket, converter kit petani 10 ribu, dan konversi minyak tanah ke LPG 3 kg, ada 526 ribuan paket dibatalkan seluruhnya," ujar Arifin.
Secara rinci converter kit nelayan sendiri awalnya ditargetkan 40 ribu paket dengan jumlah anggaran Rp 350 miliar. Sementara untuk petani ada 10 ribu paket dengan anggaran Rp 82,5 miliar.
Sementara itu, untuk konversi minyak tanah ke LPG, awalnya ditargetkan 526.616 paket dengan anggaran Rp 266,5 miliar.
(ara/ara)