Hubungan Indonesia dengan China bisa dibilang semakin mesra. Itu terlihat dari meningkatnya investasi China di Indonesia dan eratnya hubungan antar negara.
Tapi ternyata hubungan mesra itu tidak menjamin Indonesia di urutan pertama sebagai mitra dagang di China. Jika dibandingkan dengan negara ASEAN, Indonesia masih kalah dengan Malaysia dalam hal hubungan dagang dengan China.
Hal itu diungkapkan Duta Besar RI untuk RRC Djauhari Oramangun dalam wawancara Blak-blakan dengan detikcom yang tayang Rabu (24/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu baru masuk di Beijing itu saya bedah ekspornya Indonesia dan Malaysia, saya penasaran kok Malaysia bisa jauh lebih tinggi dari kita. Padahal kita statusnya kan komprehensif strategic partnership itu bahasa diplomasinya, tapi kalau bahasa keseharian dulu kita teman sekarang jadi sahabat. Mestinya kan perlakuan lebih istimewa kira-kira begitu," tuturnya.
Djauhari menjelaskan Malaysia lebih unggul dari Indonesia karena mampu mengekspor elektronik yang nilainya mencapai US$ 30 miliar. Sementara Indonesia ekspor elektronik ke China hanya US$ 3 miliar.
Dari sektor produk tersebut ternyata yang paling besar komponen elektronik, seperti baterai untuk kendaraan listrik. Nilai ekspor komponen elektronik Malaysia ke China mencapai sekitar US$ 27-28 miliar.
"Bingung saya, kan yang punya nikel kita, kok kita hanya US$ 3 miliar," tuturnya.
Itu lah mengapa Indonesia saat ini begitu terbuka untuk investasi komponen elektronik seperti baterai kendaraan listrik. Jika pabrik-pabrik yang sudah disiapkan beroperasi dia yakin RI bisa menyalip Malaysia.
(das/zlf)