Bank Pelat Merah Kantongi Rp 30 T Uang Negara, Buat Apa?

Bank Pelat Merah Kantongi Rp 30 T Uang Negara, Buat Apa?

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 25 Jun 2020 07:45 WIB
Pekerja merapihkan uang Dollar dan Rupiah di Cash Center BRI Pusat, Jakarta, Kamis (5/6/2014). Nilai tukar rupiah hingga penutupan perdagangan sore pekan ini hampir menyentuh angka Rp 12.000 per-dollar US.
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Kementerian Keuangan telah mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70/PMK.05/2020 tentang Penempatan Uang Negara di Bank Umum dalam Rangka Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dengan adanya aturan itu kini pemerintah bisa menempatkan uang negara di bank umum tidak lagi hanya di Bank Indonesia (BI).

Untuk tahap awal pemerintah memutuskan menempatkan dana Rp 30 triliun di bank umum. Dana itu ditempatkan di empat bank BUMN yang tergabung dalam Himbara.

kDiputuskan untuk melakukan langkah-langkah yang terus melengkapi apa yang sudah diturunkan Perppu 1/2020 atau UU 2/2020 dan PP 23/2020. Saya sudah mengeluarkan PMK nomor 70/2020. Ini merupakan revisi atau penyesuaian PMK sebelumnya nomor 3/PMK.05/2014 mengenai penempatan uang negara," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (24/6/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sri Mulyani melanjutkan, penempatan uang negara di bank umum sejatinya sudah rutin dilakukan sejak 2014. Namun dengan adanya UU Nomor 2 tahun 2020, kebijakan itu direvisi untuk bisa mendukung langkah-langkah pemulihan ekonomi nasional.

"Menkeu akan menempatkan uang negara pada bank umum dan untuk tahap ini bank milik pemerintah. Di dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional, untuk itu Menkeu telah bersurat kepada Gubernur BI untuk menggunakan dana pemerintah yang memang ada di BI untuk kita pindahkan kepada bank umum nasional. Tujuannya seperti Bapak Presiden tekankan khusus untuk mendorong ekonomi dan sektor riil agar kembali pulih. Jadi ini agar bank segera dan terus akselerasi pemberian kredit dan berbagai upaya pemulihan sektor riil," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Dalam rapat terbatas siang ini bersama Presiden Joko Widodo, pemerintah sepakat untuk menempatkan dana negara di Himbara sebesar Rp 30 triliun. Dengan dana itu diharapkan Himbara bisa mengembangkannya lagi dan bisa disalurkan sebagai kredit untuk menggerakkan perekonomian.

"Untuk dana pertama ini 30 triliun yang disampaikan atau ditetapkan untuk ditempatkan di bank Himbara. Masing-masing akan menyampaikan rencana penggunaan dana tersebut dalam rangka pemulihan sektor riil," tuturnya.

Sri Mulyani menegaskan dana milik negara yang dititipkan hanya boleh digunakan tujuannya untuk pemulihan ekonomi di sektor riil. Bank Himbara dilarang memanfaatkan uang itu untuk keperluan lainnya.

"Jadi ada larangan yaitu uang tersebut tidak boleh untuk membeli surat berharga negara dan tidak boleh untuk transaksi valas atau pembelian valas. Jadi dana ini khusus mendorong ekonomi sektor riil," tegasnya.

Lalu mau diapakan uang titipan itu oleh Himbara?


Uang negara itu dititipkan melalui mekanisme penempatan deposito. Namun pemerintah memberikan keringanan dengan menetapkan bunga hanya 80% dari suku bunga acuan saat ini. Sementara saat ini suku bunga acuan BI 7 days reverse repo berada di level 4,25%.

Dengan bunga yang rendah diharapkan bank-bank BUMN ini bisa memanfaatkannya untuk menggerakkan sektor riil dengan menyalurkan kredit ke dunia usaha. Masing-masing bank pun sudah pun rencana.

BRI

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, pihaknya akan mengikuti ketentuan pemerintah yakni harus mengembangkan uang itu minimal tiga kali lipat. Bentuknya ekspansi kredit di sektor riil.

"Terutama lebih spesifik lagi untuk ekonomi grass root yang sering kita sebut UMKM. Khusus BRI kita punya rencana dalam tiga bulan kita ekspansi sebutlah kita dapat Rp 10 triliun maka harus ekspansi menjadi Rp 30 triliun. Kami komit mencapai lebih dari itu. Kami punya target market segmen UMKM dan sektor seleksi untuk sektor yang mendukung sektor pangan baik pertanian maupun relatif support industri pertanian. Demikian distribusi sudah barang tentu dengan fasilitas kesehatan. Fokus paling besar ke pangan," terangnya.

Untuk penyaluran kreditnya sendiri BRI akan fokus menyalurkan di pedesaan dan sedikit di perkotaan.

Bank Mandiri

Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar menjelaskan, pihaknya akan fokus menggunakan dana tersebut untuk menyalurkan kredit di sektor pariwisata dan perdagangan. Ujungnya sama, target penyalurannya segmen UMKM.

"Kami siapkan setelah restrukturisasi dari akhir Maret-Juni, kami siap ekspansi terutama di daerah yg punya kesempatan diberikan pertumbuhan terutama yang kami tuju daerah wisata yang segera akan dibuka dan juga perdagangan dan sektor lain yg bisa jadi tujuan sektor UMKM pulih kembali," tuturnya.

BNI

Direktur Utama BNI Herry Sidharta menyatakan, BNI akan menyalurkan dana titipan pemerintah untuk kredit padat karya. Dia juga berjanji akan menghindari penyaluran kredit yang bertabrakan dengan 3 bank BUMN lainnya.

"Tentunya kami berterima kasih kepada Menteri Keuangan dan Menteri BUMN. Kami menyiapkan paling tidak kami akan prioritas ke padat karya dan sektor ekonomi yang memberikan stimulan pertumbuhan ekonomi di samping saling mengisi irisan antara Bank Mandiri, BRI, dan BTN," ujarnya.

BTN

Direktur Utama Pahala N Mansury menjelaskan, pihaknya masih tetap fokus pada penyaluran kredit di bidang hunian. Dia juga berjanji akan mengembangkan uang titipan tersebut menjadi 3 kali lipat.

"Dan fokus kami 40% kepada KPR subsidi dan saat ini berjalan paket stimulus kedua, dimana kami diberikan kepercayaan untuk menyalurkan kurang lebih sekitar 146 ribu rumah subsidi. Dan total nanti sampai akhir tahun sekitar Rp 18-20 triliun," ujarnya.



Simak Video "Video: Sri Mulyani Sebut APBN Bulan Mei Defisit Rp 21 T"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads