Belanda Gelontorkan Rp 54 T Selamatkan Air France-KLM

Belanda Gelontorkan Rp 54 T Selamatkan Air France-KLM

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 26 Jun 2020 12:31 WIB
Airplanes are parked on the tarmac at the international airport of Orly, the day of its closure due to a drop in traffic, in Orly, south of Paris, Wednesday, April 1, 2020 as the government announced an extension of the initial 15-day home confinement period that came into force on March 17 in a bid to brake the spread of the Covid-19. The new coronavirus causes mild or moderate symptoms for most people, but for some, especially older adults and people with existing health problems, it can cause more severe illness or death. (AP Photo/Francois Mori)
Foto: AP/Francois Mori
Jakarta -

Pemerintah Belanda telah mencapai kesepakatan dengan Prancis untuk menyumbang 3,4 miliar euro atau setara Rp 54 triliun (kurs Rp 15.800/euro). Dana tersebut digunakan untuk biaya bailout demi menyelamatkan group maskapai Air France-KLM.

Mengutip Reuters, Jumat (26/6/2020), perjanjian tersebut menyatakan bahwa Belanda mengeluarkan pinjaman langsung dan jaminan untuk KLM. Selain itu Belanda akan menunjuk dua orang sebagai perwakilan Belanda di dewan Air France-KLM.

Kementerian Keuangan Belanda mengumumkan melalui konferensi pers Jumat pagi total bantuan yang diberikan senilai 3,4 miliar euro.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rinciannnya Prancis telah menggelontorkan 7 miliar euro yang diberikan pada April lalu. Selanjutnya Belanda akan menyumbang 2 miliar hingga 4 miliar euro. Bantuan ini dalam rangka respons krisis virus Corona yang telah menyebabkan anjloknya permintaan perjalanan.

Sebelumnya hubungan pemegang saham Air France-KLM yakni antara Belanda dan Prancis tengah renggang. Akibat perselisihan Prancis dan Belanda mengenai manajemen strategi di Air France-KLM. Di mana Perancis menolak tuntutan Den Haag untuk kursi pemilihan di dewan KLM.

ADVERTISEMENT

Hingga akhirnya kesepakatan bantuan KLM datang yang diharapkan dapat mengatasi masalah perselisihan dua negara itu. Paket bantuan Belanda juga kemungkinan akan datang dengan pembatasan gaji eksekutif perusahaan.




(eds/eds)

Hide Ads