Hal itu terungkap dalam surat yang disampaikan Silmy ke Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam keterbukaan informasi, seperti dikutip pada Senin lalu (22/6/2020).
Dalam laporannya tersebut, Silmy melepas 5.400.300 lembar saham KRAS pada 11 Juni 2020. Jumlah yang dilepas setara 0,028% kepemilikan saham di perusahaan pelat merah itu.
Penjualan saham dilakukan di harga Rp 278, Rp 280, Rp 282, dan Rp 284.
"Tujuan transaksi untuk keperluan pribadi dengan status kepemilikan saham langsung," tulis surat tersebut.
Dari transaksi tersebut, Silmy diperkirakan mendapatkan dana Rp 1,52 miliar.
Saat ini 80% saham Krakatau Steel masih dipegang pemerintah Indonesia, sedangkan 20% sisanya dipegang publik.
Pejabat KRAS lain yang juga punya saham perusahaan di antaranya Purwono Widodo sebanyak 132 ribu lembar saham. Lalu I Gusti Suryawirawan sebanyak 51,5 ribu lembar saham, dan Djoko Mulyono sebanyak 35 ribu lembar saham.
Belakangan dia menjelaskan penjualan saham dilakukan untuk keperluan pribadi. Ditegaskannya, penjualan saham ini tidak ada hubungannya dengan posisinya di perseroan. Dirinya menyebut tidak hanya menjual saham di Krakatau Steel, tetapi juga saham yang dia miliki di tempat lain.
"Kadang-kadang namanya manusia itu kan ada keperluan. Kalau ada keperluan kan berarti harus ada yang dijual, kalau ada yang dijual kan cari yang gampang dijual kan ada pilihannya banyak. Fixed asset atau yang mudah dijual kan saham, ya sudah jual saham dan yang dijual bukan hanya saham KRAS kok, saham yang lain juga saya jual," katanya ditemui di Gedung DPR RI, Senin (22/6/2020).
(toy/dna)