UMKM kuliner menjadi salah satu sektor yang paling terkena imbas pandemi COVID-19. Saat pemerintah menetapkan kebijakan physical distancing dan PSBB, UMKM kuliner harus cepat beradaptasi karena tidak bisa lagi menerima pelanggan untuk makan di restoran, dan hanya mengandalkan pesanan take-away dan delivery dengan dukungan layanan pesan-antar makanan seperti GoFood.
Hal itu dipertegas oleh pernyataan Menteri Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) RI, Teten Masduki dalam acara dialog 'Resep UMKM Bangkit Bersama GoFood' yang digelar hari ini. Menurutnya, 236.980 pelaku UMKM telah melaporkan kepada Kemenkop UKM bahwa usahanya yang terdampak akibat pandemi dan digitalisasi merupakan solusi dari permasalahan yang dihadapi pelaku UMKM saat ini.
Menurut Teten, banyak pelaku usaha kecil menengah kehilangan pendapatan karena permintaan menurun, yang kemudian merembet ke pembayaran pembiayaan utang lama. "Saat ini pemerintah sudah mencoba membantu masalah cashflow ini dengan memberikan restrukturisasi utang mereka selama enam bulan di mana mereka tidak perlu mencicil, lalu subsidi kreditnya dari pemerintah termasuk menghapuskan pajak untuk UMKM," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ke depannya, digital record kesehatan usaha itu jauh lebih dipertimbangkan dalam memberikan referensi pembiayaan dibandingkan dengan aset. Apalagi mengingat kalau UMKM tidak punya aset, jadi kalau masih model lama, itu akan sulit. Tapi kalau seperti GoFood, mitranya kan UMKM, dari cashflownya mereka bisa ketahuan, mana anggota UMKM yang sudah bergabung dengan GoFood yang sehat. Jadi, nanti bank tinggal tanya GoFood mana perusahaan yang sehat dari segi bisnis. Itu akan mempermudah bank dalam memberikan pembiayaan," kata Teten.
Digitalisasi, kata Menkop, bukan hanya sekadar untuk memperluas akses market buat UMKM agar lebih besar, baik di pasar dalam negeri maupun luar. Tapi digitalisasi juga untuk mendorong proses bisnis mereka lebih efisien dan bisa bersaing, serta bisa mengakses pembiayaan yang lebih besar.Dia melanjutkan, UMKM yang bisa bertahan di situasi pandemi sekarang adalah UMKM yang melakukan adaptasi bisnis dan inovasi produk. "Kementerian Koperasi sudah lama dari sejak awal mencoba membantu mereka (UMKM-red) melakukan adaptasi bisnis dengan the new normal. Maka, menjadi penting kerja sama dengan teman-teman di marketplace online ini, baik dalam bentuk pelatihan-pelatihan agar semakin banyak pelaku kuliner misalnya yang jualan di GoFood."
Sementara itu di acara yang sama, Chief Food Officer Gojek Group, Catherine Hindra Sutjahyo menyebut bahwa pandemi ini memberikan pelajaran pada banyak hal. Di awal berdiri, GoFood berkomitmen meningkatkan skala bisnis para pelaku UMKM kuliner dan kini tengah mengambil satu langkah lebih maju dengan menyediakan ekosistem terlengkap yang lebih dari sekedar teknologi.
"Salah satunya, kami menambahkan keterampilan para pelaku UMKM kuliner lewat platform edukasi dan berjejaring (networking) sehingga mereka memperoleh pengetahuan lebih dalam tentang berbisnis langsung dari sesama pelaku usaha. Kami juga terus menghimpun arus permintaan dengan ekspansi layanan dan kategori makanan yang disesuaikan dengan perilaku baru masyarakat saat ini," paparnya.
Gojek dan GoFood menghadirkan solusi bisnis paling lengkap di industri untuk mendukung seluruh kebutuhan UMKM kuliner maupun non-kuliner antara lain platform digital yang memudahkan pelanggan menemukan UMKM; fasilitas dapur kolektif; layanan marketplace belanja bahan baku dengan harga terjangkau; opsi pembayaran nontunai; layanan logistik dan pengiriman cepat; manajemen bisnis yang efisien dengan perangkat terintegrasi; serta pelatihan keterampilan berusaha dan networking.
Sejak awal pandemi, GoFood terus aktif meluncurkan inovasi baru untuk membantu UMKM beradaptasi dengan kebutuhan baru pelanggan dan senantiasa bangkit. Salah satu inovasi yang dilakukan antara lain meluncurkan inisiatif dan program yang membantu meningkatkan transaksi merchant.
Program promo GoFood yaitu Hari Kuliner Nasional sukses meningkatkan penghasilan UMKM, di mana pada periode tersebut omzet UMKM kuliner rata-rata yang ikut serta lebih tinggi 12% dibandingkan merchant yang tidak mengikuti promo.
Pelanggan GoFood juga bisa menikmati promo PSBB (Promo Sambil Berbuat Baik) yang kini masih berlangsung mulai dari tanggal 20 Juni - 31 Juli 2020 dengan pilihan diantaranya diskon menu 15-20%, diskon total belanja Rp 25.000-Rp 50.000, diskon ongkir Rp 5.000.
Solusi-solusi tersebut merupakan kelanjutan dari berbagai upaya GoFood mendukung UMKM untuk melewati masa pandemi. Untuk memaksimalkan pendapatan UMKM, GoFood juga menggelar berbagai inisiatif yang meningkatkan permintaan, seperti program 'Paket Makan Keluarga' gratis dari 10.000 mitra GoFood untuk 213.000 mitra driver dan mengirim 176.000 paket makanan dari mitra GoFood untuk tenaga kesehatan di 15 rumah sakit.
Memasuki tatanan baru, GoFood juga menyadari bahwa dukungan kebersihan dan keamanan makanan menjadi kunci bagi para UMKM kuliner untuk tetap dipercaya pelanggan. Oleh karenanya, GoFood menerapkan protokol kesehatan dan kebersihan makanan sesuai standar dan panduan BPOM, sekaligus memberikan paket sanitasi berupa sabun cuci tangan, hand sanitizer dan masker untuk operasional UMKM.
Salah satu mitra GoFood, pemilik UKM Kuliner Pempek Pistel Kiarin Bandung Dodi Sandra mengapresiasi dukungan yang diberikan GoFood untuk mendorong keberlangsungan bisnis mitra merchant selama masa pandemi.
"Selama masa pandemi, kami sangat terbantu dengan adanya GoFood. Alhamdulillah pesanan juga tetap ada, malah semakin ramai setiap harinya. Kalau dulu lebih banyak yang makan di tempat, selama PSBB hampir semua pesanan datang dari GoFood," ujarnya.
Menurutnya, mereka (para pelaku UMKM kuliner) juga terbantu dengan aplikasi khusus mitra merchant karena laporan penghasilan bisa langsung diakses dengan transparan sehingga mereka sebagai pedagang bisa fokus untuk jualan makanan yang berkualitas agar pelanggan tetap senang.
(ega/ega)