Kabar Gembira, Sekarang UMKM Tak Perlu Bayar Biaya Transaksi QRIS

Kabar Gembira, Sekarang UMKM Tak Perlu Bayar Biaya Transaksi QRIS

Soraya Novika - detikFinance
Selasa, 30 Jun 2020 17:03 WIB
QR
Foto: Tim infografis Fuad Hasim
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) akhirnya membebaskan biaya transaksi atau merchant discount rate (MDR) dengan teknologi kode Quick Response (QR Code/QRIS) bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang berlaku sejak 1 Maret. Sebelumnya, BI menetapkan biaya transaksi QRIS ini sebesar 0,7%. Aturan terkait biaya transaksi itu tertuang dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur (PADG) Nomor 21/18/PADG/2019 tentang implementasi QRIS.

"Untuk lebih mendorong penggunaan payment QRIS ini kami membebaskan biaya transaksi yang tadinya 0,7% jadi 0% bagi para merchant (pelaku usaha UMKM)," kata Asisten Direktur di Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Ronggo Gundala Yudha dalam Fintech Talk, Selasa (30/6/2020).

Pembebasan biaya transaksi QRIS bagi UMKM ini tujuannya adalah untuk mengajak lebih banyak pelaku usaha tertarik mengimplementasikan sistem pembayaran tersebut. Pasalnya, menurut Ronggo masih banyak pelaku usaha terutama pelaku usaha kecil yang belum terjamah dengan sistem pembayaran ini.

"Nah ini tentu semakin mendorong pedagang tersebut untuk menggunakan non tunai," sambungnya.

Berdasarkan data BI, hingga Senin (29/6) kemarin, baru ada 673.000 pelaku usaha kecil yang sudah menggunakan QRIS dari total 3,7 juta pengguna yang terdiri dari 2,5 juta merchant mikro dan 673 ribu merchant kecil. Sehingga dibutuhkan upaya lebih terutama dari sisi kebijakan seperti membebaskan biaya transaksi QRIS tadi dan upaya-upaya lainnya.

Misalnya, selama dihantam pandemi COVID-19 ini, BI melakukan perluasan fitur QRIS menjadi QRIS Tanpa Tatap Muka (TTM). Sehingga pembayaran menggunakan QRIS kini dapat dilakukan tanpa kontak fisik dan pelaku usaha bisa tetap meraup keuntungan selama pandemi meski tidak bertatap muka langsung dengan pelanggannya. Lewat fitur ini pengguna cukup memindai QR Code yang ada menggunakan ponselnya dan kasir cukup memantau status transaksi dari aplikasi mereka.

"Untuk QRIS itu ada inovasi baru yang namanya QRIS tanpa tatap muka, jadi QR nya itu bisa dikirim oleh pedagang nanti dari QR itu tidak perlu di scan lagi tinggal disimpan gambarnya dari aplikasinya itu bisa transaksi," paparnya.

Selain itu, BI bekerja sama dengan berbagai platform marketplace dan dompet digital untuk memberi kemudahan kepada para pelaku usaha yang sudah menggunakan QRIS masuk ke marketplace tersebut. Agar usahanya bisa dipasarkan lebih luas lagi.

"Kami juga bekerja sama dengan sistem pembayaran, ayok coba dibuka fitur pendaftaran onlinenya, sehingga pedagang-pedagang yang tadinya punya QRIS itu sekarang sudah bisa daftar secara online. Termasuk bimbingan melalui video call, chatbots supaya mereka lebih mudah menggunakan QR Code tersebut," pungkasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara BI Bujuk UMKM Pakai QRIS

Asisten Direktur di Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Ronggo Gundala Yudha mengakui bahwa megajak pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) beralih dari sistem pembayaran tunai ke non tunai bukanlah perkara mudah. Akan tetapi, pihaknya senantiasa optimis bahwa lama kelamaan semakin banyak pelaku usaha UMKM yang masuk ke sistem pembayaran non tunai terutama dengan teknologi kode Quick Response (QR Code/QRIS).

"Memang mengenalkan non tunai ke pedagang yang selama ini orientasinya itu tunai, kita harus mengembangkan dari pain point-nya mereka, tapi kita optimislah," kata Ronggo dalam diskusi online, Selasa (30/6/2020).

Ronggo mencontohkan beberapa pendekatan yang dilakukan pihaknya untuk menarik pelaku UMKM mulai menggunakan QRIS. BI senantiasa menerangkan keunggulan dari penggunaan QRIS ke pelaku UMKM seperti pelaku usaha tidak akan dipusingkan lagi soal kembalian untuk pelanggan bahkan penghasilan bisa bertambah.

"Contohnya saya waktu itu ke pedagang cilor mereka kesulitan untuk nyari uang kembalian untuk uang Rp 3000-4000 itu agak suli dan mereka jadi miss pelanggan yang tadinya, tidak bawa uang banyak dan sudah terbiasa pakai dompet digital, tapi kalau misalnya pedagangnya itu punya pembayaran non tunai, ada orang lewat tidak bawa uang adanya uang di dompet digital ya tetap bisa belanja di situ. Berdasarkan pengakuannya dia yang tadinya misal sehari cuma habis 2 kilo setelah pakai QRIS dia sehari itu bisa 3 kilo. Jadi naik penghasilannya," terangnya.

Bila masih belum tertarik juga, BI akan menawarkan pelaku usaha tersebut mencoba sistem QRIS sebagai seorang pelanggan.

"Kalau ajak UMKM ke non tunai kita ajak jadi user dulu misalkan tadinya belum berani pakai mobile banking atau QRIS, jadi kita beri dia sebagai user, coba aja dulu. Nah mereka tes sebagai user, mereka download, cek transaksi, nah mereka langsung mendapat AHA momennya, ini enak nih pakai mobile payment ini, jadi dibujuk untuk beralih," tambahnya.

Apalagi dengan adanya kondisi pandemi COVID-19 ini, pelaku UMKM semakin mudah untuk beralih menggunakan QRIS. Sehingga, hingga Senin (29/6) kemarin total pelaku usaha yang sudah terdaftar di QRIS adalah sebanyak 3,7 juta pelaku usaha.

"Kemudian untuk selama COVID-19 ini beberapa pedagang agak takut terima pembayaran tunai, jadi kita coba dari situ," imbuhnya.




(dna/dna)

Hide Ads