Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mempertanyakan hal itu dalam rapat dengar pendapat (RDP) lanjutan yang digelar siang ini di gedung DPR, Jakarta, Rabu (1/7/2020).
"BBM pertalite maupun premium dikurangi atau ditiadakan, ini memang kembali kebijakan yang ada kemudian permen," ujarnya.
Baca juga: Apa Kabar Proyek Kilang RDMP Balikpapan? |
Roro melanjutkan, jika memang Premium dan Pertalite akan dihapus, apakah Pertamina sudah memiliki rencana mengeluarkan produk penggantinya. Sebab Premium merupakan produk BBM subsidi untuk masyarakat kecil.
"Kalau memang akhirnya akan dihapus dan ditiadakan adakah BBM penggantinya dan bagaimana skema subsidi BBM-nya? Tapi ini juga cocoknya kita bicarakan dengan pak menteri," ujarnya.
Pertanyan soal rencana penghapusan premium, bukan hanya kali ini diterima Pertamina. Sebelumnya Anggota Komisi VII Sartono Hutomo dalam rapat kerja dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif pada 25 Juni 2020 kemarin juga mempertanyakan hal serupa. Menurutnya hal ini mengejutkan masyarakat, mengingat dua jenis BBM tersebut paling banyak digunakan oleh masyarakat luas.
"Beberapa minggu lalu saya baca berita dari Pertamina bahwa akan menghapus dan menghilangkan Premium dan Pertalite saya rasa ini juga hal yang sangat mengejutkan bagi masyarakat. Ini kan masyarakat luas pakai ini," ungkap Sartono.
Kemudian, Sartono mempertanyakan alasan di balik keputusan tersebut adalah Permen 20 tahun 2017 soal lingkungan hidup. Sartono menduga ada upaya untuk menghilangkan BBM subsidi untuk strategi lingkungan hidup.
"Alasannya adalah soal Permen 20 tahun 2017 tentang lingkungan hidup, ini jadi pembicaraan apakah mungkin strategi lingkungan hidup jadi alasan buat hilangkan subsidi," ujar Sartono.
(das/dna)