Maksud dan Tujuan Pendapatan Masyarakat RI Jadi Naik Kelas

Maksud dan Tujuan Pendapatan Masyarakat RI Jadi Naik Kelas

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 06 Jul 2020 05:30 WIB
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018 sebesar 5,4 persen. Angka itu oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dinilai tetap realistis.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa hari lalu dengan bangga mengumumkan Indonesia telah naik kelas. Indonesia kini berada di kelas negara berpenghasilan menengah atas (upper middle income country) dari sebelumnya negara berpenghasilan menengah bawah (lower middle income country).

Pada 1 Juli 2020 lalu, Bank Dunia mengumumkan bahwa pendapatan nasional bruto (gross national income/GNI) per kapita Indonesia naik dari posisi sebelumnya US$ 3.840 menjadi US$ 4.050. Dengan demikian, Indonesia kini dikategorikan sebagai negara upper middle income country.

Direktur Eksekutif Institute Development of Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menjelaskan, GNI per kapita itu menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah atau negara. Itu artinya jika GNI per kapita Indonesia naik maka seharusnya tingkat kesejahteraan masyarakatnya juga naik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Meski kita naik sedikit, ini GNT per kapita menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah. Ini yang saya kira jauh lebih baik dari hitungan PDB. Artinya hitungannya rata-rata dari ekonomi yang ada di suatu negara dibagi jumlah penduduk," terangnya kepada detikcom, Minggu (5/7/2020).

Namun, hitungan GNI per kapita adalah penghitungan rata-rata. Artinya tetap ada jenjang dari yang kesejahteraannya paling rendah sampai yang paling tinggi.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, Indonesia sendiri sudah lama berada dalam kelas low middle income sejak 2003 dan tak kunjung naik kelas. Indonesia baru bisa naik kelas berdasarkan penghitungan 2019 kemarin.

ADVERTISEMENT

Josua melihat, peningkatan klasifikasi Indonesia sebagai upper middle country menunjukkan bahwa program pembangunan pemerintah berhasil meningkatkan pendapatan perkapita rata-rata masyarakat Indonesia. Keberhasilan program pembangunan tersebut berpotensi meningkatkan kepercayaan dunia internasional termasuk dalam menarik investasi asing atau FDI.

"Dengan tingginya minat investasi tersebut akan mendorong agar cita cita pembangunan jangka menengah-panjang yakni keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah. Peningkatan investasi yang berkelanjutan ke depannya akan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia sehingga pertumbuhan ekonomi akan juga berkelanjutan sehingga mendorong pemerataan pembangunan dan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia," terangnya.

Sementara Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah menilai kenaikan kelas Indonesia itu tidak mengubah dan berdampak signifikan terhadap kondisi ekonomi RI saat ini. Meskipun hal itu juga patut disyukuri juga lantaran menjadi indikator adanya perbaikan ekonomi.

"Itu menyanggah tudingan bahwa reformasi yang kita laksanakan selama ini tidak berdampak positif. Ada kemajuan di perekonomian, kita itu harus diakui. Bahwa kemajuan itu belum optimal adalah isu yang lain," tutupnya.

Lalu apa untungnya buat masyarakat?

Direktur Eksekutif Institute Development of Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menjelaskan ada beberapa manfaat dari kenaikan kelas tersebut. Pertama Indonesia terlihat semakin seksi bagi investor asing.

Dengan naiknya Indonesia ke kelas negara berpenghasilan menengah atas dapat diartikan dompet masyarakat Indonesia semakin tebal. Dengan ditambah jumlah penduduk yang begitu banyak, maka Indonesia dianggap menjadi pasar yang begitu menjanjikan.

"Karena kantongnya tebel, konsumsinya tinggi, sehingga kelas produk apapun yang masuk, dengan market yang besar akan terserap," tuturnya kepada detikcom, Minggu (7/5/2020).

Apalagi, lanjut Tauhid, konsumsi masih menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi yakni lebih dari 50%. Itu artinya lebih dari setengah pendapatan perkapita itu akan dihabiskan untuk konsumsi.

Dari sisi masyarakat akan diuntungkan dengan masuknya para investor asing ke Indonesia. Dengan begitu akan tercipta lapangan pekerjaan yang baru.

Pemerintah pun juga akan diuntungkan. Dengan lebih tingginya kelas Indonesia maka akan lebih mudah mendapatkan pinjaman. Dengan begitu pemerintah bisa melakukan ekspansi dari sisi fiskal.

Namun dengan naik kelas, Indonesia tidak lagi mendapatkan keuntungan sebelumnya saat masih menjadi negara berpenghasilan menengah bawah. Sebab bunga utang multilateral besarannya ditentukan kelas negara yang meminjam. Itu artinya jika pemerintah berutang ke lembaga internasional bunganya akan lebih tinggi.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, masuknya Indonesia ke level menengah atas harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Tujuan utamanya harus keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah. Sebab banyak negara lain yang sudah menjadi korban jebakan ini dan pertumbuhannya menjadi stagnan.

"Peningkatan investasi yang berkelanjutan ke depannya akan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia sehingga pertumbuhan ekonomi akan juga berkelanjutan sehingga mendorong pemerataan pembangunan dan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.



Simak Video "Video: Penggunaan ChatGPT Melesat, OpenAI Sentuh Pendapatan Rp 162,7 T"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads