Ketua Himpunan Masyarakat Perkelincian Indonesia (Himakindo), Yono C. Raharjo mengungkapkan kelinci bisa juga dibuat untuk produk souvenir dan fashion bernilai tinggi.
"Produk dari bulu kelinci bisa jadi mantel dan syal, itu daerah dingin. Itu bisa mahal kalau jadi mantel. Kalau syal dijual dari Rp 500 ribu sampai Rp 750 ribu, paling itu dari 3 sampai 4 kelinci," ungkap Yono kepada detikFinance, Senin (9/7/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, untuk kualitas rasa daging kelinci tidak kalah degan daging sapi. "Burger, nugget, sosis, bakso, abon, dendeng, apapun yang bisa dibuat dari daging sapi semuanya bisa," imbuhnya.
Selain itu, kotoran kelinci bisa diolah juga menjadi pupuk organik yang nantinya menurut Yono dapat dipergunakan sebagai pendukung pupuk untuk pakan kelinci dari sayuran.
"Pupuk kelinci pupuk organik. Si pupuk itu masuk ke sayuran untuk kebutuhan rumah tangga dan bisa masuk pakan kelinci," katanya.
Yono diakhir perbincangan menjelaskan, kelinci yang memiliki banyak nilai tambah dan ekonomis yang tinggi ternyata saat ini masih dipandang sebelah mata oleh pemerintah karena menurutnya pemerintah masih berfokus pada pengembangan ternak sapi.
"Orientasi pemerintah lari ke sapi kalau kelinci baru dimulai," tutup Yono.
(feb/dru)