Seperti yang dilakukan I.G.N. Anom atau ajik Anom, pengusaha berusia 40-an tahun ini sukses memiliki pusat oleh-oleh asli Bali bernama Krisna. Bahkan usahanya berkembang ke berbagai lini bisns seperti rumah makan, properti, spa hingga persewaan mobil mewah. Ajik Anom yang hanya tamatan SMP ini memulai karirnya saat merantau dari Singaraja ke Denpasar, Bali pada tahun 1980-an.
"Saya waktu pergi dari rumah karena orang tua saya nggak mampu membiayai sekolah saya. Saya ikut pergi ke Denpasar," kata Ajik Anom pada acara BCA, Indonesia Knowledge Forum II-2013 di Pacific Place Jakarta, Rabu (4/12/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia kemudian mendirikan pusat oleh-oleh asli Bali di dekat pusat kesenian Bali, Denpasar. Dengan ketekunan, kini usahanya berkembang pesat.
"Krisna 1-5 milik pribadi. Saya buat konsep naik dan modern. Pasar dan mal kita satukan. Yang saya utamakan parkir luas. Di aturan 30% fasilitas umum dan 70% bangunan. Saya balik, 70% fasilitas umum. Saya nggak mau ganggu fasilitas umum dan ingin pembeli nyaman," jelasnya.
Dengan pendekatan personal, Ajik Anom mengajak karyawannya bekerja dalam tim. Berbagai ide dari karyawan ia terapkan.
"Kadang ide dari karyawan lebih bagus dari pemilik," terangnya.
Saat ini merek dagang krisna telah mencapai belasan outlet dan memiliki 1.500 karyawan. Usahanya menjalar ke bisnis properti, rumah makan, spa, hotel, persewaan kendaraan mewah dengan brand Krisna. Pada tahun 2014, akan lebih aktif lagi memperluas lini usaha di pulau Bali.
"Kita buka 16 Mei Krisna terbesar di Bali utara yakni ada pusat oleh-oleh, hotel, restoran, petik anggur, water sport. 20 April itu kita buka Krisna resto and spa. Tanggal 1 Januari peletakan batu pertama karaoke keluarga dan resto berbesar 15.000 m2," sebutnya.
Pada kesempatan itu, Ajik Anom tak lupa membagi pengalaman berbisnis bagi generasi muda. Menurutnya memulai usaha harus dari bawah dan jangan langsung berpikir hasil, tapi bagaimana bekerja keras membangun usaha.
"Yang penting kerja keras. Kerja dulu baru hasil. Kita akan jadi orang berhasil. Atasi kegagalan untuk generasi muda memang nggak kuat. Begitu gagal jangan kapok. Cari apa yang cocok dengan skill kita, begitu gagal kita coba lagi," katanya.
(feb/hen)