Di depan 700 orang lebih yang mengikuti seminar d'Preneuer yang diadakan detikFinance, CT bercerita jiwa wirausahanya sudah muncul sejak kuliah tingkat pertama. Kala itu dia untuk pertama kalinya mendapatkan uang hasil jerih payahnya, yang menjadi titik balik kesuksesannya hingga kini.
Singkat cerita, di tingkat 4 kuliha, CT sudah mampu membeli mobil sendiri. Dia hafal betul mobil berjenis sedan yang dibelinya waktu itu karena didapat dari pendapatannya berbisnis semasa kuliah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat lulus, CT memutuskan untuk tidak menjadi dokter gigi. Meski saat itu, peluangnya untuk menjadi dokter terbuka lebar, namun syaratnya harus membuka praktik di daerah.
CT, anak kedua dari 7 bersaudara itu memutuskan untuk tinggal di Jakarta, meneruskan usahanya dan tidak menjadi dokter. Saat itu, kakaknya pun adalah seorang dokter di daerah. Sehingga dialah anak tertua saat itu yang harus menghidupi adik-adiknya.
"Jadi dia (kakak) hanya bisa menghidupi dia sendiri. Sementara saya punya adik banyak. Akhirnya ijazahnya harus diregistered. Saya tak daftar WKS (Wajib Kerja Sarjana), saya kantongin ijazah sampai hari ini. Alhamdulillah saya teruskan usaha, bisa biayai adik kuliah, dan sekarang duduk di depan Anda semua. Itu lah kenapa," tutup CT disambut riuh tepuk tangan.
(zul/hen)